15 Oktober 2009

Belalang

Belalang
Seekor belalang telah lama terkurung dalam sebuah kotak. Suatu hari ia berhasil meloloskan diri dari kotak yang mengurungnya selama ini. Dengan gembira ia melompat-lompat menikmati kebebasannya. Di perjalanan dia bertemu dengan seekor belalang lain. Namun dia keheranan mengapa belalang itu bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya. Dengan penasaran ia menghampiri belalang itu, dan bertanya, "Mengapa kamu bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh, padahal kita tidak jauh berbeda dari usia ataupun bentuk tubuh ?". Belalang itu pun menjawabnya dengan pertanyaan:"Dimanakah kamu selama ini tinggal? Karena semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan". Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.

14 Oktober 2009

Rubah dan Beruang

Rubah dan Beruang
Suatu pagi Nelson seorang pria muda miskin yang berasal dari sebuah desa di sebuah pegunungan berjalan mendaki menuju hutan untuk mencari kayu bakar untuk dijual.
Dalam perjalanannya Nelson melihat seekor rubah yang terluka di kaki bagian belakang akibat terkena besi jebakan yang dipasang oleh para pemburu. Rubah yang berjalan terpincang-pincang dan nampak kelaparan itu akhirnya tiba di sebuah lubang persembunyiannya dan nampak terbaring lemah. Timbul niat Nelson untuk menangkap rubah itu, namun tiba-tiba saja dari balik pepohonan muncul seekor beruang besar yang menyeret bangkai buruannya kemudian memakan dengan lahapnya tak jauh dari tempat rubah tergeletak.
Setelah puas dan kenyang, si beruang meninggalkan sisa bangkai itu dan membiarkan rubah yang terluka itu memakannya. Melihat hal itu Nelson pun urung menangkap rubah itu dan meneruskan perjalannya.
Tiga hari kemudian ketika Nelson memasuki hutan yang sama dan sengaja melewati tempat persembunyian rubah itu, melihat si rubah yang nampak sudah lebih sehat itu sedang menjilati sisa-sisa madu di sebuah sarang lebah yang ditinggalkan oleh beruang yg beberapa hari lalu memberinya sisa makanan.
Melihat kejadian itu, terpikir oleh Nelson bahwa Tuhan saja peduli terhadap nasib si rubah yang lemah dengan cara mengirimkan seekor beruang untuk menolong rubah itu. Nelson merasa bahwa nasib dirinya seperti si rubah itu dan berpikir pasti akan ada orang yang datang memberinya makan seperti beruang yang menolong rubah itu.
Keesokan harinya Nelson tidak pergi ke hutan untuk mencari kayu tapi hanya berdiam diri di rumah dan berdoa “Ya Tuhan, saya berserah kepada Tuhan dan saya percaya Tuhan akan mengirimkan orang untuk menolongku dari kelaparan dan kemiskinan ini”
Hari demi hari Nelson berdiam dirumah dan berdoa memohon kepada Tuhan berharap akan datang seseorang yang datang memberinya makanan, namun yang ditunggu-tunggu tak kunjung tiba juga.
Hingga akhirnya datanglah seorang pendeta kerumahnya yang sengaja mencarinya dan menjumpai Nelson dalam keadaan lemah karena kelaparan.
Kepada si pendeta, Nelson menceritakan kisah rubah dan beruang yang dilihatnya di hutan seraya mengeluh “Bapa, saya sudah berdoa namun mengapa Tuhan tetap saja tidak memperhatikan doaku dan tidak mengirimkan penolong seperti Tuhan mengirimkan beruang kepada rubah itu ?”
Mendengar cerita Nelson, si pendeta berkata “Anakku, sesungguhnya Tuhan telah memberimu petunjuk yang sangat berarti, Tuhan ingin kamu menjadi seperti beruang itu, bukan rubah.”
“Memberi dan menolong sesama akan memberikan banyak hikmah dan pelajaran berharga yang sangat bernilai dan tak sebanding dengan apa yg telah kita berikan”

Tidak Kehilangan

Tidak Kehilangan
Didalam suatu organisasi yang mempekerjakan misal 100 orang, diperkirakan ada sekitar 8 orang diantaranya yang kurang berprestasi dan hanya ada sekitar 6 orang Superstar yang produktivitasnya 8 kali lipat dibandingkan dengan 86 sisanya.
Sudah pasti seorang Superstar ini tak bakal mampu mengetik 8 kali lebih cepat atau mengerjakan tugas 8 kali lebih banyak. Produktivitas mereka berasal dari apa yang mereka kerjakan, sikap dan hubungan mereka dengan orang lain serta pengaruh positifnya terhadap lingkungan kerja. Superstar ini sangat bersemangat dan memastikan diri untuk selalu memiliki pengetahuan yang cukup dalam pekerjaan mereka. Dengan rela mereka membagi informasi kepada siapa saja yang membutuhkannya. Mereka menjadi pembimbing tanpa bermaksud membimbing, berhasrat melakukan hal yang benar, mudah menyesuaikan diri, bersikap membantu dan selalu berkeinginan menjadikan perusahaannya lebih baik.
Pertanyaannya: "Mengapa tidak merekrut lebih banyak Superstar ?"
Anda tidak bisa merekrut mereka semua, anda harus mengembangkan mereka. Itulah alasannya bahwa dalam masyarakat kita yang terus berubah dengan peningkatan teknologi secara dramatis, pelatihan serta program pengembangan pribadi yang terus menerus adalah suatu keharusan. Bukan saja untuk meningkatkan ketrampilan serta kemampuan mereka, tetapi juga sangat mengurangi risiko tingginya tingkat kehilangan karyawan.
Ada sementara perusahaan yang mempertanyakan, “Untuk apa kami melatih mereka kalau di kemudian hari harus kehilangan mereka?” Kekuatiran yang beralasan, tetapi bukankah akan jauh lebih parah lagi jika “Tidak melatih mereka dan tidak kehilangan mereka?”

Sahabat

Sahabat
Suatu malam seorang eksekutif disibukkan ulah puteranya yang berusia tujuh tahun yang memaksanya untuk memperhatikannya hingga akhirnya sang ayah tak bisa mengelak lagi dan menghentikan pekerjaanya sejenak untuk memperhatikan anaknya.
Sang anakpun melanjutkan perkataannya : "Ayah, mana yang Ayah lebih sukai, menjadi Batman atau Superman ?" Sang ayah dengan tidak sabaran langsung menjawab : "Tidak tau deh, mungkin lebih enak jadi Superman ya ?" seraya mencoba kembali ke pekerjannya.
Sang putera yg masih tak puas bertanya lagi, "Ayah tak bertanya siapa pilihanku?"
"Baiklah, kalau kamu lebih suka menjadi yang mana, Superman atau Batman?", "Batman", spontan jawab puteranya. Oke, Ayah menjadi Superman dan kamu menjadi Batman, bagaimana ?"
"Tapi, apakah Ayah tak ingin tahu kenapa saya lebih suka menjadi Batman?" Akhirnya sang Ayah bertanya lagi: "Oke..oke.. mengapa kamu lebih suka menjadi Batman ketimbang Superman ?" Si anak ini menjawab dgn penuh harap: "Karena Batman punya seorang teman".
Kali ini sang ayah benar2 berhenti dari kesibukannya dan bertanya agak serius: ”Memangnya, memiliki seorang teman itu sedemikian penting artinya buat kamu ya?” Dan sang anakpun menjawab dgn mata bersinar: “Iya, Ayah”.“Kebutuhan akan persahabatan itu ada pada kita semua, setiap kita menginginkan seseorang yang dapat kita sebut "sahabat".

Mendengarkan

Mendengarkan
Kita semua suka bicara, tetapi kadang-kadang kita melupakan bagian yang paling penting dalam sebuah percakapan. Kebanyakan dari kita melewatkan paling sedikit beberapa menit untuk berusaha meningkatkan keahlian bicara kita. Mungkin ini melibatkan sesuatu yang sesederhana saat seorang karyawan yang mengatur pemikirannya sebelum dia menemui bos. Atau mungkin seperti seorang pemuda yang menyusun kata-kata saat akan melamar kekasihnya.
Kita berkeyakinan bahwa bagaimana cara kita bicara sangat penting, tetapi kita sering lupa bahwa aspek lainnya, ‘kemampuan kita untuk mendengarkan’ mungkin sama pentingnya. Kita sering sibuk memikirkan kalimat-kalimat berikutnya ketika orang lain sedang bicara, bukannya mendengarkan dengan cermat kata-katanya yang tepat.
Kalau anda dalam percakapan atau perundingan bisnis, berusahalah menjernihkan pikiran anda dari semua pilihan dan prasangka pribadi yang paling anda sukai. Lakukanlah usaha untuk melihat percakapan dengan pandangan yang terang. Dengar dari kerangka referensi orang lain. Apa yang dialaminya hari ini? Bagaimana keadaan emosinya secara umum? Dengarkanlah dengan telinga dan mata anda. Faktor-faktor itu akan memainkan peranan penting dalam bagaimana cara anda meninjau kata-kata yang sesungguhnya diucapkan.
Mendengarkan dengan baik adalah keahlian yang memerlukan latihan, empati dan perhatian yang sesungguhnya kepada orang lain. Namun imbalannya besar sekali, sebab pendengar yang baik biasanya mempelajari banyak hal dan mempunyai banyak teman.

Sir Winston Leonard Spencer Churchill

Sir Winston Leonard Spencer Churchill
Suatu hari di usia tuanya Winston Churchill mengunjungi sebuah sekolah dasar dimana ia pernah bersekolah saat masih kecil dan akan menyampaikan sebuah pidato. Sang kepala sekolah berpesan kepada murid-muridnya "Ini adalah saat-saat bersejarah, Winston Churchill adalah pembicara berbahasa inggris yang paling hebat. Tuliskan semua kata-kata yang diucapkannya. Ia akan menyampaikan sebuah pidato yang tak terlupakan"
Ketika Churchill berpidato, sejenak ia memandang ke anak-anak itu dengan kacamata yg dilorotkan, kemudian berkata :"Jangan… jangan… jangan pernah menyerah !!" lalu ia kembali ke tempat duduknya.
Sebagian besar murid sekolah tsb sangat kecewa dengan pidato yang sangat singkat itu, namun sang kepala sekolah merasa bahwa itu adalah pidato Churchill yang paling hebat. Sebuah ciri khas Churchill yang paling menonjol adalah keuletannya. Ia tidak pernah menyerah dan sikap itulah yang menginspirasikan Inggris saat Perang Dunia II untuk terus berjuang ketika yang lainnya telah menyerah.Keuletan artinya terus berpegang pada perjuangan kita. Keuletan artinya kita konsisten dengan kata-kata kita.
Keuletan adalah tentang "mengamalkan ucapan kita dengan perbuatan nyata".

Sepasang Angsa dan Katak

Sepasang Angsa dan Katak
Musim kering telah tiba, sekelompok angsa bersiap-siap terbang bersama meninggalkan sebuah danau yang mulai dangkal untuk bermigrasi ke arah selatan ke sebuah tempat dimana air mengalir.
Seekor katak yang gelisah memohon kepada sepasang angsa yang sedang bersiap-siap agar turut membawa serta dirinya. "Bagaimana caranya agar kita bisa membawa serta kamu, sementara kamu hanya bisa melompat?" jawab si angsa jantan. "Saya ada ide, kalian gigit erat-erat kedua ujung akar rumput ini dan saya menggigit ditengah kemudian terbang bawalah saya beserta kalian" Sahut si katak seraya meletakkan sebuah akar rumput dihadapan mereka.
"Baiklah, itu sungguh ide yang hebat, kami setuju terbang bersamamu" jawab si angsa betina disertai anggukan setuju pasangannya.
Dan terbanglah mereka dengan membawa si katak yang tergantung ditengah akar rumput yang digigitnya. Dibawah sana banyak orang berdecak kagum keheranan serta memuji melihat kecerdikan mereka bertiga. Sampai kemudian tak luput dari angsa lain yang terbang bersama mereka juga turut memuji dan salah satunya berkata "Kalian bertiga sungguh cerdik, siapa yang punya ide secemerlang ini?"
"Ide saya" sahut si katak dengan spontan membuka mulutnya dan seketika itu lepaslah gigitannya dari akar rumput dan dalam sekejap tubuhnya meluncur deras ke bumi, hancur menghantam bebatuan dibawah sana.
Pepatah mengatakan, "Tutuplah mulutmu maka orang takkan tahu seberapa tahunya kamu dan bukalah mulutmu maka mereka takkan meragukan ketidaktahuanmu" Pepatah itu benar adanya, tapi bayangkanlah apa saja yang akan hilang seandainya tak ada yang buka mulut.
"Hikmahnya adalah tentang kapan waktu yang tepat untuk berbicara dan kapan waktunya menjadi pendengar yang baik"

Kalajengking

Kalajengking
Suatu hari seekor kalajengking mondar-mandir di tepian sebuah sungai dan bermaksud menuju seberang sungai. Ditengah kebingungannya itu kalajengking melihat seekor katak yang sedang berenang-renang dipinggir sungai itu. Kalajengking berteriak memanggil si katak dan memintanya untuk mengantar ke seberang sungai. Tapi dengan tegas si katak menolak permintaan kalajengking, katanya “Aku tak mau mati konyol dengan membawamu menyeberangi sungai ini, karena aku tau kamu beracun dan kamu pasti akan menyengatku selagi ada kesempatan.”
Kalajengking tak menyerah begitu saja, dia terus merayu si katak dan berkata dengan meyakinkan:”Tentu saja aku tidak setolol itu kawan, bukankah kita berdua akan mati tenggelam kalau aku menyengatmu ditengah jalan?” Sang katak pun akhirnya percaya dengan rayuan si kalajengking dan setuju membantunya dengan cara menggendong kalajengking dipunggungnya berenang menyeberangi sungai itu.
Perjalanan pun dimulai dan ketika mereka berdua berada ditengah-tengah sungai, tiba-tiba kalajengking menyengat si katak dengan sangat kuat. Dengan nafas tersengal-sengal diujung kematiannya, dengan lirih si katak masih sempat berkata “Mengapa kamu mengingkari janjimu?, sekarang kita berdua akan mati.” Kalajengking menjawab “Aku sungguh tidak tahan untuk tidak menyengatmu, itu sudah kebiasaanku.”Watch your thoughts, they become words. Watch your words, they become actions. Watch your actions, they become habits. Watch your habits, they become character. Watch your character, they become your destiny.

Sejuta Kodok

Sejuta Kodok
Pada suatu sore hari seorang petani pergi ke kota dan masuk ke sebuah restoran dan menemui pemiliknya untuk menawarkan apakah mau menerima pasokan ribuan paha kaki kodok setiap hari. Pemilik restoran itu kaget setengah tak percaya dan bertanya balik, dari mana ia kok bisa mendapatkan paha kodok segitu banyaknya! Petani itu menjawab, "Disamping rumahku ada sebuah kolam yang didalamnya berjubel penuh kodok, wuihhh, pasti ada jutaan. Semalaman mereka itu mengorek, suaranya ribut bukan main, pokoknya terus menerus berbunyi dan suaranya benar-benar membuatku hampir gila"
Jadi mereka sepakat dan membuat suatu perjanjian dimana dinyatakan bahwa sang petani itu akan memasok paha kodok ke restoran itu, setiap kali kiriman sebanyak seribu ekor yang akan dipasok dalam beberapa minggu mendatang. Esok pagi harinya, petani itu kembali datang ke restoran itu dengan wajah agak lesu dan tanpa semangat, ia membawa serta dua ekor kodok agak kecil.
Pemilik restoran bertanya, "Lho, mana katamu seribu kodok itu?" Si petani menjawab, "Ternyata saya salah. yang ada cuma dua ekor ini. Tapi mereka kok benar2 membuat keributan luar biasa ya..."
Nah, lain kali “Bila mendengar ada orang yang mencela atau menjelek-jelekkan anda, ingat !!, itu barangkali hanya ributnya dua ekor kodok saja. Seringkali suatu permasalahan selalu nampak lebih besar di kegelapan. Pernahkah suatu malam hari anda terbaring diranjang sedang mengkhawatirkan sebuah masalah yang membuat stress dan nampak seperti bunyi ributnya sejuta kodok? Nah, saat fajar menyingsing dan anda renungkan kembali masalah itu, bisa jadi anda tertawa lega, kok semut kau sebut gajah”.

Vilfredo Pareto

Vilfredo Pareto
Di awal tahun 1900an, Vilfredo Pareto seorang insinyur-ekonom-sosiolog berkebangsaan Italy mengembangkan apa yang disebutnya ”Hukum 80/20”. Risetnya mengindikasikan bahwa dalam sebuah bisnis, 20 % barang dagangannya menghasilkan 80% bisnisnya dan bahwa kira-kira 20% populasi mengendalikan kira2 80% kekayaan.Semenjak itu banyak terjadi salah kaprah dimana salah satunya telah keliru menyatakan bahwa ”20% tenaga kerja mengkontribusikan 80% hasil dan 20% tenaga penjualan menghasilkan 80% penjualan” Kebanyakan ini tidaklah benar, hasil riset di sebuah corporate ”20% dari tenaga penjualan ternyata menghasilkan 25% dari bisnisnya dan 80% dari tenaga penjualan menghasilkan 75% omset.” Selain itu, seorang tenaga penjualan yang paling rendah penjualannya menghasilkan 57% dari yang dihasilkan oleh seorang tenaga penjualan yang paling produktif. Ini mengindikasikan fakta bahwa dia tetaplah seorang karyawan yang berharga. Sesungguhnya dia telah melayani para pelanggannya dengan baik karena orientasi keuntungan bagi dirinya sendiri maupun perusahaan. Untuk itu mereka tetap perlu diperlakukan dengan sopan, dihormati dan memiliki martabat yang sama seperti yang diperlihatkan kepada seluruh tenaga penjualan. Singkat kata, ia tetaplah seorang karyawan yang berharga. “Perlakukanlah semua orang seolah ia paling produktif, perlihatkanlah sikap hormat dan sopan santun, maka anda akan takjub betapa banyak dari mereka yang akan memenuhi harapan anda dan mendatangkan hasil-hasil yang mengagumkan”.

Uang Receh

Uang Receh
Petang itu dalam sebuah meeting yang dihadiri sejumlah top management suasana agak tegang saat salah seorang General Manager akan dicopot dari jabatannya oleh sang Bos dikarenakan beberapa kasus dan prestasi buruk sepanjang tahun. Di ruangan yang dingin itu dibahas hal-hal apa saja yang akan dilakukan untuk pembenahan operasional salah satu anak perusahaan, termasuk menentukan siapa calon penggantinya.
Dipastikan ada seseorang yang harus meninggalkan perusahaan tapi di sisi lain ada peluang yang akan membuat seseorang mendapatkan promosi. Di tengah-tengah rapat sang Bos bertanya kepada orang-orang kepercayaannya tentang siapa calon pengganti yang pantas. “Silahkan usulkan, sebut saja nama, malam ini juga kita harus bikin keputusan”
Nama demi nama disebutkan oleh peserta rapat di ruangan itu, dari beberapa nama yang muncul ke permukaan terlihat beragam reaksi dari si Bos, mulai dari nama yang tak dikenal sama sekali, ada yang agak dikenal, ada yang lupa-lupa ingat, hingga yang dikenal dengan sangat baik karena reputasinya yang baik atau sebaliknya.
Nampak si Bos bimbang dalam menetapkan hingga salah seorang direktur membicarakan nama seseorang yang tadi paling banyak disebut. Kening si Bos nampak berkerut namun matanya bersinar menunjukkan ketertarikannya “Oh ya, saya ingat, dia pernah menjemput saya di bandara, kelihatannya orang ini cukup baik, bagaimana ?” Beberapa komentar mulai terucap “Saat kunjungan di lapangan, orang ini sangat dikenal baik oleh pelanggan-pelanggan kita” komentar seorang kepala divisi disusul nada positif lain mulai dari prestasinya, kepemimpinan, attitude, karakter, hingga komentar-komentar yang bersifat agak pribadi. Dan si Bos pun setuju memutuskan orang tersebut dipromosi menjadi GM dan minta dihubungi malam itu juga untuk besok pagi-pagi berangkat ke Jakarta untuk proses serah terima dengan GM yang akan digantikannya.
Sejenak saya tertegun menyaksikan proses pencarian calon pengganti yang juga proses promosi seseorang, sampai salah seorang direktur yang ada di dekat saya berbisik ”Kamu tahu? Ini yang dinamakan mengumpulkan uang receh”, Apa maksudnya Pak?” tanya saya penasaran.. “Ya, disadari atau tidak, ada banyak hal positif yang selama ini dilakukan oleh Bernard dan hal-hal kecil yang dilakukannya membuat banyak orang disini terkesan. Sekalipun itu hal-hal kecil, ibarat uang receh yang pada saat terkumpul dan dilakukan penghitungan, ternyata nilainya sangat tinggi”“Dalam hidup ini anda tidak harus melakukan hal besar sekaligus, ada banyak hal-hal kecil positif yang bisa kita lakukan dan saat waktunya tiba, nilai dari kumpulan uang receh itu sungguh diluar dugaan”.

Uang Receh

Uang Receh
Petang itu dalam sebuah meeting yang dihadiri sejumlah top management suasana agak tegang saat salah seorang General Manager akan dicopot dari jabatannya oleh sang Bos dikarenakan beberapa kasus dan prestasi buruk sepanjang tahun. Di ruangan yang dingin itu dibahas hal-hal apa saja yang akan dilakukan untuk pembenahan operasional salah satu anak perusahaan, termasuk menentukan siapa calon penggantinya.
Dipastikan ada seseorang yang harus meninggalkan perusahaan tapi di sisi lain ada peluang yang akan membuat seseorang mendapatkan promosi. Di tengah-tengah rapat sang Bos bertanya kepada orang-orang kepercayaannya tentang siapa calon pengganti yang pantas. “Silahkan usulkan, sebut saja nama, malam ini juga kita harus bikin keputusan”
Nama demi nama disebutkan oleh peserta rapat di ruangan itu, dari beberapa nama yang muncul ke permukaan terlihat beragam reaksi dari si Bos, mulai dari nama yang tak dikenal sama sekali, ada yang agak dikenal, ada yang lupa-lupa ingat, hingga yang dikenal dengan sangat baik karena reputasinya yang baik atau sebaliknya.
Nampak si Bos bimbang dalam menetapkan hingga salah seorang direktur membicarakan nama seseorang yang tadi paling banyak disebut. Kening si Bos nampak berkerut namun matanya bersinar menunjukkan ketertarikannya “Oh ya, saya ingat, dia pernah menjemput saya di bandara, kelihatannya orang ini cukup baik, bagaimana ?” Beberapa komentar mulai terucap “Saat kunjungan di lapangan, orang ini sangat dikenal baik oleh pelanggan-pelanggan kita” komentar seorang kepala divisi disusul nada positif lain mulai dari prestasinya, kepemimpinan, attitude, karakter, hingga komentar-komentar yang bersifat agak pribadi. Dan si Bos pun setuju memutuskan orang tersebut dipromosi menjadi GM dan minta dihubungi malam itu juga untuk besok pagi-pagi berangkat ke Jakarta untuk proses serah terima dengan GM yang akan digantikannya.
Sejenak saya tertegun menyaksikan proses pencarian calon pengganti yang juga proses promosi seseorang, sampai salah seorang direktur yang ada di dekat saya berbisik ”Kamu tahu? Ini yang dinamakan mengumpulkan uang receh”, Apa maksudnya Pak?” tanya saya penasaran.. “Ya, disadari atau tidak, ada banyak hal positif yang selama ini dilakukan oleh Bernard dan hal-hal kecil yang dilakukannya membuat banyak orang disini terkesan. Sekalipun itu hal-hal kecil, ibarat uang receh yang pada saat terkumpul dan dilakukan penghitungan, ternyata nilainya sangat tinggi”“Dalam hidup ini anda tidak harus melakukan hal besar sekaligus, ada banyak hal-hal kecil positif yang bisa kita lakukan dan saat waktunya tiba, nilai dari kumpulan uang receh itu sungguh diluar dugaan”.

Jenderal & Bebek

Jenderal & Bebek
Seorang jenderal panglima perang beserta sisa pasukannya baru saja kembali dari medan pertempuran. Mereka terlihat sangat kelelahan dan nampak sebagian dari mereka terluka. Perjalanan mereka terhenti di sebuah sungai dan mereka pun beristirahat sejenak melepas lelah sambil mengobati prajurit yang terluka. Saat perjalanan akan dilanjutkan mereka harus menyeberangi sungai itu, air sungai nampak tenang dan membuat sang jenderal mencari-cari lokasi yang dianggapnya tepat untuk menyeberang.
Tak jauh dari tempat itu nampak seorang pengembala bebek, dan sang jenderal bertanya “Hey penggembala bebek, kami harus menyeberang sungai ini, tunjukkan disebelah mana tempat yang aman untuk kami menyeberangi sungai ini?” Si penggembala bebek tergopoh-gopoh berlari mendekati sang jenderal dan segera menunjukkan arah tak jauh dari tempatnya berdiri dimana bebek-bebeknya berada.
Sang jenderal segera menginstruksikan beberapa prajuritnya untuk menaiki kuda masing-masing dan masuk ke sungai ditempat yang ditunjukkan oleh si penggemabal bebek. Namun apa dinyana sesampai ditengah sungai, kuda yang berada di barisan paling depan terperosok dan penunggangnya terjatuh hingga nyaris hanyut terbawa arus sebelum akhirnya tertolong oleh rekan-rekan prajurit lainnya.
Sang jenderal sangat marah dan segera memerintahkan para prajuritnya menangkap si penggembala bebek dan bersiap untuk memenggal kepalanya. “Hey anak muda, sungguh berani sekali kamu menyesatkan kami, hampir saja prajuritku mati gara-gara kamu” si penggembala bebek menangis ketakutan seraya memohon ampun, katanya terbata-bata “Ampun.. ampun.. Tuan.. sungguh saya tidak bermaksud mencelakakan Tuan” Sang jenderal makin geram dan berteriak “Kamu lihat sendiri, arah yang kamu tunjukkan adalah salah, sungai disana sangat dalam dan seekor kuda telah mati gara-gara kamu!” “Ampun.. Tuan, ampun.. bukankah tadi di tempat itu bebek-bebek saya berenang dengan aman?”Kali ini sang jenderal tertegun, sejenak berpikir lalu tersadarkan bahwa dirinya telah salah bertanya kepada orang yang tidak tepat. Serta merta dia memerintahkan prajuritnya untuk membebaskan si penggembala bebek itu.

Berita Terbaik

Berita Terbaik
Suatu ketika Roberto De Vincenzo, seorang pemain golf Argentina yang terkenal itu memenangkan sebuah turnamen golf profesional yang berhadiah uang dalam jumlah besar. Setelah menerima hadiahnya dan penuh senyum di depan kamera para wartawan ia bergegas berjalan menuju club house dan bersiap-siap untuk pulang.
Saat berjalan menuju mobilnya, ia dihampiri oleh seorang wanita dan wanita itu memberikan salam ucapan selamat kepadanya atas kemenangan yang ia raih seraya mengatakan kepadanya bahwa bayinya tengah mengalami sakit keras dan kondisinya sekarat, “Saya tak tahu harus bagaimana, karena sama sekali tak punya biaya untuk berobat ke dokter” kata wanita itu dengan wajah memelas.
Vincenzo sangat tersentuh melihat wanita malang itu dan segera mengeluarkan check dan pena untuk menuliskan selembar check dengan nilai yang tidak sedikit untuk diberikan kepada wanita itu. “Segera bawa anakmu berobat ke rumah sakit, kalau perlu opname dan pastikan dia benar-benar sembuh” kata Vincenzo dengan penuh simpatik. Wanita itu memegang erat tangan Vincenzo dan beberapa kali membungkuk penuh rasa terimakasih sebelum pergi meninggalkan pegolf yang murah hati itu.
Minggu berikutnya dalam suatu acara makan siang di sebuah country club, rekan Vincenzo yang juga seorang pejabat asosiasi golf professional mendatangi mejanya dan duduk bersamanya, kemudian bertanya “Vincenzo, minggu lalu anda memberikan check kepada seorang wanita?”
Vincenzo mengangguk sambil meneguk juice apelnya. “Seorang tukang parkir yang melihat anda memberikan check kepada wanita itu mengatakan pada saya bahwa wanita itu telah menipumu kawan, anaknya tidak sedang sakit apalagi sekarat” kata orang itu menjelaskan.Kali ini Vincenzo terdiam sejenak dan bertanya serius ”Sungguh? Tidak ada anak yang sekarat?” ”Benar” tegasnya.”Syukurlah kalau begitu, saya rasa itu adalah berita terbaik yang saya dengar dalam minggu ini” jawab Vincenzo

Bulu Ayam

Bulu Ayam
Nampak seekor Ayam dengan bulu-bulunya yang indah berjuntai berjalan-jalan di sebuah pematang sawah. Tak jauh disana nampak seorang petani yang sedang menjemur gabah yang baru saja dipanennya.
Melihat bulir-bulir padi yang terkumpul, Ayam yang tengah kelaparan itu berkata:”Wahai Petani, bolehkah saya makan padi-padimu?”
Si Petani yang melihat ayam dengan bulu-bulunya yang indah menjawabnya”Tentu saja boleh, namun apakah saya juga boleh memiliki beberapa helai bulu-bulumu yang indah itu?”
“Oh tentu saja boleh, silahkan ambil yang mana yang kau suka” kata si Ayam dengan mata berbinar mendengar pujian si petani.
Lalu, usai si Ayam makan dengan kenyang dan puas, dilanjutkan dengan pencabutan beberapa helai bulu-bulu indahnya oleh si Petani.
Menyadari bahwa bulu-bulunya memiliki nilai tukar, keesokan harinya si Ayam mendatangi rumah si Petani menawarkan bulu-bulunya, namun kali ini si Ayam menginginkan makanan yang lebih enak dari sekedar beras. Si Petani setuju” Baiklah, saya akan menyediakan makanan yang enak, untuk setiap tiga puluh helai bulu-bulumu karena saya membutuhkan sebuah kemoceng untuk membersihkan debu-debu dirumahku”
Hari demi hari berlalu, si Ayam sangat menikmati makanan enak yang setiap hari disajikan oleh si Petani tanpa menyadari bulu-bulunya yang kian menipis hingga makin nampak jelas kulitnya yang putih kemerahan.
Suatu malam turun hujan sangat deras disertai udara sangat dingin dan pagi harinya ditemukan seekor ayam tanpa bulu terbujur kaku mati kedinginan.
Kepada peserta training Die Hard di sebuah perusahaan tambang di bumi Kalimantan yang dikenal kaya raya akan minyak dan batubara, saya bertanya “Batubara disini kapan habisnya ya?”
Dari jawaban yang bervariasi menandakan bahwa tak ada yang tahu dengan pasti kapan habisnya, namun semuanya setuju jika ditambang terus tiap hari, maka suatu saat pasti akan habis.

Kura-Kura

Kura-Kura
Ada sekelompok kura-kura memutuskan untuk pergi bertamasya. Dasarnya kura-kura, dari sononya memang sudah serba lambat, untuk mempersiapkan piknik ini saja mereka butuhkan waktu tujuh tahun.
Akhirnya kelompok kura-kura ini meninggalkan sarang mereka, untuk pergi mencari tempat yang cocok untuk kegiatan piknik mereka. Baru di tahun kedua mereka temukan lokasi yang sesuai dan cocok. Selama enam bulan mereka membersihkan tempat itu, membongkar semua keranjang perbekalan piknik dan membenahi tempat itu. Lalu mereka baru sadar dan lihat bahwa ternyata mereka lupa membawa garam. Astaga.. sebuah piknik tanpa garam?! Mereka serentak berteriak dan sepakat bahwa ini bisa menjadi sebuah bencana luar biasa. Setelah panjang lebar berdiskusi, seekor kura-kura hijau diputuskan terpilih untuk mengambil garam di rumah mereka. Meskipun ia termasuk kura-kura tercepat dari semua kura-kura yang lambat, si kura-kura hijau ini mengeluh, merengek, menangis dan meronta-ronta dalam batoknya tanda tak suka dengan tugas yang diberikan kepadanya. Namun atas desakan semua pihak akhirnya dengan terpaksa dia bersedia pergi tapi dengan sebuah syarat, bahwa tidak satupun dari mereka boleh makan sebelum da kembali membawa garamnya.
Mereka semua setuju dan si kura-kura hijau ini berangkatlah. Tiga tahun lewat dan kura-kura hijau itu masih juga belum kembali. Lima tahun.. enam tahun.. lalu memasuki tahun ketujuh kepergiannya, seekor kura-kura tua sudah tak kuat menahan laparnya. Lalu dia mengumumkan bahwa ia begitu lapar dan mengajak lainnya untuk makan dan mulailah dia membuka kotak perbekalan.
Pada saat itu juga tiba-tiba muncul si kura-kura hijau dari balik akar pohon dan berteriak keras: "Lihat!! Benar kan!? Aku tahu kalian pasti tak sabar menungguku, kalau begini caranya aku tidak mau pergi mengambil garam."
Sementara orang sering memboroskan waktu sekedar untuk menunggu hingga orang lain memenuhi harapannya. Dan sebaliknya, dia juga sering begitu kuatir, prihatin, sering-sering malah terlalu memperdulikan apa yang dikerjakan orang lain sampai-sampai dan bahkan tak ada apapun yang dia perbuat.

Harta Karun

Harta Karun
Menjelang permulaan abad keduapuluh, adalah seorang pria yang tinggal di sebuah tanah yang cukup luas di pinggiran kota kecil di Beaumont-Texas. Pria ini dengan terpaksa ingin menjual sebagian tanahnya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya beserta keluarganya.
Kabar itu terdengar sampai ke sebuah perusahaan minyak yang kemudian menyatakan bahwa di tanah tersebut kemungkinan besar terdapat tambang minyak. Lalu diajukanlah sebuah penawaran bagi hasil jika mereka diijinkan mengeksplorasi dan mengebor tanah tersebut. Sang pemilik hampir tak percaya dan dengan gembira menyetujui tawaran kerjasama itu.
Proses eksplorasi pun dimulai dan ketika minyaknya menyembur gembiralah mereka semua terutama si pemilik tanah. Sekian ratus ribu barel minyak telah dihasilkan dari tanah tersebut dan itulah penemuan Spindle Top, salah satu sumur minyak yang paling produktif dalam sejarah Amerika.
Pertanyaannya adalah: “Apakah sang pemilik tanah telah menjadi kaya raya?”
Sebenarnya pria pemilik tanah itu sudah menjadi kaya raya semenjak dia menjadi pemilik tanah tersebut, sayangnya dia tidak menyadarinya dan tidak memiliki cukup pengetahuan untuk melakukan eksplorasi sehingga tidak mampu memanfaatkannya jauh hari sebelumnya.
Di dalam diri setiap manusia terdapat kemampuan serta talenta luar biasa untuk meraih sukses, namun ada sebagian besar orang yang tidak menyadari apalagi memanfaatkannya.“Kenalilah diri anda, eksplorasilah, kembangkanlah dan manfaatkanlah apa yang anda miliki. Mulailah mengebor dan menggali potensi diri anda, temukanlah kekuatan-kekuatan yang terpendam, boleh jadi ada harta karun yang tak ternilai didalam diri anda”.

Percaya Diri

Percaya Diri
Adalah seorang petani tua yang bajunya compang camping, wajahnya yang lusuh dengan gaya bahasa Indonesianya kadang bercampur bahasa Sunda. Beliau berbicara sangat lancar dan sangat percaya diri di depan beberapa kamera dan puluhan bahkan ratusan orang yang berkumpul. Beberapa detik yang lalu, beliau adalah orang kampung yang sangat jarang berbicara, bahkan belum pernah berbicara di depan orang banyak. Apalagi kamera televisi. Ada kamera dari RCTI, INDOSIAR, Metro TV dan beberapa kamera bahkan dari televisi luar negeri.
Dengan sangat semangat Bapak itu berbicara disertai penghayatan yang mendalam. Tangannya menunjuk-nunjuk dan sesekali beliau berteriak “Ya Allah!!!” dengan bahasa emosi yang sangat menarik dan nyaris semua audiencenya terpesona dengan gaya penuturannya yang alami. Tidak ada satupun audience yang kecewa. Semua senang dengan apa yang disampaikan.
Terima kasih.....itulah kata-kata yang muncul.....
Mengapa seorang Bapak yang dari kampung yang tadinya pendiam menjadi fasih berbicara? Si Bapak yang tadinya minder bisa langsung percaya diri, yang tadinya terbata-bata kalau bicara langsung nerocos dengan lancarnya? Resepnya adalah: “Tahu & menguasai apa yang dia bicarakan" Mengapa?Karena si Bapak ini sedang menjadi nara sumber (saksi hidup), dari peristiwa badai Tsunami di pantai Pangandaran beberapa tahun yang lalu. Dia tahu persis apa yang sedang dibicarakannya bahkan dengan tingkat keyakinannya yang sangat tinggi karena hanya dia yang paling tahu bagaimana dahsyatnya ombak besar yang menerjang rumah-rumah nelayan di pinggir pantai Pangandaran saat itu.

Bulu Angsa

Bulu Angsa
Pada abad ke sebelas ketika itu Bao Zheng seorang hakim yang dikenal adil dan bijaksana pada jaman Dinasti Song Utara sedang menangani sebuah kasus fitnah yang dilakukan oleh seorang warga kota Kaifeng di Provinsi Henan karena persaingan usaha. Pria separuh baya itu telah terbukti menyebarkan kata-kata fitnah yang sangat merugikan pengusaha lainnya.
Didalam persidangan Hakim Bao menjatuhkan hukuman denda sebesar seratus tael perak dan jika tak sanggup membayar maka sebagai gantinya harus mendekam di penjara selama satu tahun.
Pria terdakwa itu menangis tersedu-sedu mohon ampun seraya meminta keringanan hukuman.
"Baiklah" kata Hakim Bao "Kamu akan mendapatkan keringanan hukuman namun ada syarat yang harus kamu lakukan."
"Apa itu yang mulia?" Tanya pria itu penuh harap.
Hakim Bao meminta para pengawal untuk membawa pria itu ke sebuah dataran diatas sebuah bukit dimana angin berhembus dingin dan kencang.
Kemudian salah satu pengawal mengeluarkan sebuah kantung kecil berisi segenggam bulu angsa.
"Bulu-bulu angsa ini akan disebarkan dan tugas kamu adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya bulu-bulu angsa itu, setiap helai bulu angsa bernilai satu tael perak.
Saat kantung dibuka, maka bulu-bulu angsa itu langsung beterbangan tinggi disapu angin yang bertiup sangat kencang. Pria itu bergegas berlari kesana kemari berusaha menangkap bulu-bulu angsa itu.
Alhasil setelah beberapa jam, pria itu hanya memegang dua helai bulu angsa ditangannya. Dengan lunglai pria itu pun menerima keputusan hukuman yang telah dijatuhkan oleh Hakim Bao.
"Bulu-bulu angsa itu ibarat kata-kata yang telah kau ucapkan, seperti halnya bulu-bulu angsa yang beterbangan dan sungguh tidak mudah untuk ditangkap kembali, sama dengan kata-kata yang terlanjur kau keluarkan dari mulutmu, sungguh sulit untuk menariknya kembali" kata Hakim Bao
"Lain kali berhati-hatilah dalam berucap" kata Hakim Bao menutup persidangan.

Bulu Angsa

Bulu Angsa
Pada abad ke sebelas ketika itu Bao Zheng seorang hakim yang dikenal adil dan bijaksana pada jaman Dinasti Song Utara sedang menangani sebuah kasus fitnah yang dilakukan oleh seorang warga kota Kaifeng di Provinsi Henan karena persaingan usaha. Pria separuh baya itu telah terbukti menyebarkan kata-kata fitnah yang sangat merugikan pengusaha lainnya.
Didalam persidangan Hakim Bao menjatuhkan hukuman denda sebesar seratus tael perak dan jika tak sanggup membayar maka sebagai gantinya harus mendekam di penjara selama satu tahun.
Pria terdakwa itu menangis tersedu-sedu mohon ampun seraya meminta keringanan hukuman.
"Baiklah" kata Hakim Bao "Kamu akan mendapatkan keringanan hukuman namun ada syarat yang harus kamu lakukan."
"Apa itu yang mulia?" Tanya pria itu penuh harap.
Hakim Bao meminta para pengawal untuk membawa pria itu ke sebuah dataran diatas sebuah bukit dimana angin berhembus dingin dan kencang.
Kemudian salah satu pengawal mengeluarkan sebuah kantung kecil berisi segenggam bulu angsa.
"Bulu-bulu angsa ini akan disebarkan dan tugas kamu adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya bulu-bulu angsa itu, setiap helai bulu angsa bernilai satu tael perak.
Saat kantung dibuka, maka bulu-bulu angsa itu langsung beterbangan tinggi disapu angin yang bertiup sangat kencang. Pria itu bergegas berlari kesana kemari berusaha menangkap bulu-bulu angsa itu.
Alhasil setelah beberapa jam, pria itu hanya memegang dua helai bulu angsa ditangannya. Dengan lunglai pria itu pun menerima keputusan hukuman yang telah dijatuhkan oleh Hakim Bao.
"Bulu-bulu angsa itu ibarat kata-kata yang telah kau ucapkan, seperti halnya bulu-bulu angsa yang beterbangan dan sungguh tidak mudah untuk ditangkap kembali, sama dengan kata-kata yang terlanjur kau keluarkan dari mulutmu, sungguh sulit untuk menariknya kembali" kata Hakim Bao
"Lain kali berhati-hatilah dalam berucap" kata Hakim Bao menutup persidangan.

Embun Pagi

Embun Pagi
Adalah Raja Zhao yang memerintah sebuah kerajaan di abad ketiga, mengirim putranya pangeran Chao Chan yang telah beranjak dewasa ke sebuah kuil dimana seorang guru besar Pan Ku berada. Chao Chan akan dididik menjadi seorang pemimpin agar kelak siap menggantikan ayahnya sebagai raja.
Sehari setelah tiba di kuil, Chao Chan merasa aneh karena Pan Ku justru mengajak Chao Chan masuk ke dalam hutan lalu meninggalkannya seorang diri di sebuah rumah yang telah disediakan baginya ditengah hutan itu. “Tinggallah disini dan belajarlah pada alam, satu bulan lagi aku akan datang menjemputmu” demikian kata Pan Ku.
Satu bulan kemudian Pan Ku datang menjenguk sang pangeran di dalam hutan dan bertanya: “Katakanlah, selama sebulan di hutan ini suara apa saja yang sudah kau dengar?” "Guru," jawab pangeran, "Saya telah mendengar suara kokok ayam hutan, jangkrik mengerik, lebah mendengung, burung berkicau, serigala melolong…." dan masih banyak suara-suara lainnya yang disebutkan oleh Chao Chan.
Usai pangeran Chao Chan menjelaskan pengalamannya, guru Pan Ku memerintahkannya untuk tinggal selama tiga hari lagi untuk memperhatikan suara apa lagi yang bisa didengar selain yang telah disebutkannya. Untuk kesekiankalinya Chao Chan tidak habis mengerti dengan perintah sang guru, bukankah ia telah menyebutkan banyak suara yang didengarkannya? Chao Chan termenung setiap hari namun tetap berpikir keras ingin menemukan suara yang dimaksud oleh Pan Ku, tetapi tetap saja tidak menemukan suara lain dari yang selama ini sudah didengarnya.
Pada hari ketiga menjelang matahari terbit, Chao Chan bangun dari tidurnya kemudian duduk bersila di rerumputan dan mulailah bermeditasi. Dalam kesunyian itulah sayup-sayup Chao Chan mendengar suara yang benar-benar berbeda dengan sebelumnya. Semakin lama suara itu semakin jelas, dan saat itulah Chao Chan mengalami pencerahan. "Pasti inilah suara-suara yang dimaksud guru.” teriaknya dalam hati. Akhirnya tanpa menunggu Pan Ku datang mengunjunginya, sang pangeran bergegas kembali ke kuil untuk melaporkan temuannya.
"Guru", ujarnya "Ketika saya membuka telinga dan hati saya lebar-lebar, saya dapat mendengar hal-hal yang tak terdengar seperti suara bunga merekah, suara matahari yang memanaskan bumi dan suara rumput minum embun pagi." Pan Ku tersenyum lega seraya manggut-manggut mengiyakan, lalu katanya:
"Mampu mendengarkan suara yang tak terdengar adalah pelajaran wajib yang paling penting bagi siapapun yang ingin menjadi pemimpin yang baik.” ”Karena, baru setelah seseorang mampu mendengar suara hati pengikutnya, mendengar perasaan yang tidak terekspresikan, kesakitan yang tak terungkapkan, keluhan yang tidak diucapkan, maka barulah seorang pemimpin akan paham betul apa yang salah dan niscaya akan mampu memenuhi kebutuhan yang sesungguhnya dari para pengikutnya".

Beban

Beban
Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress, Stephen F. Covey mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya: "Seberapa berat menurut anda kira-kira segelas air ini?" Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr. "Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya," kata Covey.
"Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat."
"Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya," lanjut Covey. "Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi." Kita harus meninggalkan beban kita secara periodic, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi. Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban tersebut."
"Bukan beban berat yang membuat kita Stress, tetapi lamanya kita memikul beban tersebut."

Bintang Laut

Bintang Laut
Ketika fajar menyingsing, seorang lelaki tua berjalan-jalan di pinggir pantai sambil menikmati angin laut yang segar menerpa bibir pantai. Di kejauhan dilihatnya seorang anak sedang memungut bintang laut dan melemparkannya kembali ke dalam air.
Setelah mendekati anak itu, lelaki tua itu bertanya heran, “Mengapa engkau mengumpulkan dan melemparkan kembali bintang laut itu ke dalam air ?” Tanyanya. “Karena bila dibiarkan hingga matahari pagi datang menyengat, bintang laut yang terdampar itu akan segera mati kekeringan.” Jawab si anak kecil itu.
“Tapi pantai ini luas dan bermil-mil panjangnya.” Kata lelaki tua itu sambil menunjukkan jarinya yang mulai keriput ke arah pantai pasir yang luas itu. “Lagi pula ada jutaan bintang laut yang terdampar. Aku ragu apakah usahamu itu sungguh mempunyai arti yang besar.” Lanjutnya penuh ragu. Anak itu lama memandang bintang laut yang ada di tangannya tanpa berkata sepatahpun. Lalu dengan perlahan ia melemparkannya ke dalam laut agar selamat dan hidup.
“Saya yakin usahaku memiliki arti yang besar paling tidak untuk yang satu ini. “Kata anak kecil itu dalam hatinya”.

Bintang Laut

Bintang Laut
Ketika fajar menyingsing, seorang lelaki tua berjalan-jalan di pinggir pantai sambil menikmati angin laut yang segar menerpa bibir pantai. Di kejauhan dilihatnya seorang anak sedang memungut bintang laut dan melemparkannya kembali ke dalam air.
Setelah mendekati anak itu, lelaki tua itu bertanya heran, “Mengapa engkau mengumpulkan dan melemparkan kembali bintang laut itu ke dalam air ?” Tanyanya. “Karena bila dibiarkan hingga matahari pagi datang menyengat, bintang laut yang terdampar itu akan segera mati kekeringan.” Jawab si anak kecil itu.
“Tapi pantai ini luas dan bermil-mil panjangnya.” Kata lelaki tua itu sambil menunjukkan jarinya yang mulai keriput ke arah pantai pasir yang luas itu. “Lagi pula ada jutaan bintang laut yang terdampar. Aku ragu apakah usahamu itu sungguh mempunyai arti yang besar.” Lanjutnya penuh ragu. Anak itu lama memandang bintang laut yang ada di tangannya tanpa berkata sepatahpun. Lalu dengan perlahan ia melemparkannya ke dalam laut agar selamat dan hidup.
“Saya yakin usahaku memiliki arti yang besar paling tidak untuk yang satu ini. “Kata anak kecil itu dalam hatinya”.

Ketika Hati Ingin Berubah

Ketika Hati Ingin Berubah
Seekor tikus yang hidup di sebuah hutan belantar merasa hidupnya sangat tertekan karena takut pada kucing. Ia lalu menemui seorang Penyihir sakti untuk meminta tolong.
Penyihir memenuhi keinginannya dan mengubah si Tikus menjadi seekor Kucing. Namun setelah menjadi Kucing, kini ia begitu ketakutan pada Anjing. Kembali ia menemui Penyihir sakti yang kemudian mengubahnya menjadi seekor Anjing. Tak lama setelah menjadi Anjing, sekarang ia merasa ketakutan pada Singa.
Sekali lagi si Penyihir sakti memenuhi keinginannya dan mengubahnya menjadi seekor Singa. Apa yang terjadi ? Kini ia sangat ketakutan pada Pemburu. Ia mendatangi lagi si penyihir sakti meminta agar diubah menjadi pemburu.
Kali ini si Penyihir saksti menolak keinginan itu dan berkata, “Selama kau masih berhati Tikus, tak peduli seperti apapun bentukmu, kamu tetaplakh seekor Tikus yang pengecut”Ya...! Kita adalah apa yang ada di dalam Pikiran, Hati dan Jiwa kita. Bentuk luar, tingkah laku dan lain-lain hanyalah kemasan yang menyembunyikan “Jati diri” seseorang yang sesungguhnya.

Siapakah Aku ?

Siapakah Aku ?
Aku adalah teman sejatimu.
Aku adalah penolongmu yang paling hebat juga adalah bebanmu yang paling berat.
Aku akan mendorongmu jauh atau menyeretmu ke dalam kegagalan.
Aku sepenuhnya tunduk pada perintahmu.
Sembilan puluh persen hal yang kamu perbuat boleh kamu serahkan kepadaku dan aku akan dapat mengerjakan secara cepat dan tepat.
Aku mudah diatur, tunjukkanlah kepadaku bagaimana persisnya kamu menghendaki sesuatu dikerjakan dan setelah beberapa kali aku akan mengerjakannya secar otomatis.
Aku adalah hamba semua orang hebat dan sayangnya juga hamba semua orang pecundang.
Aku bukan mesin, walaupun aku bekerja dengan presisi mesin ditambah kecerdasan manusia.
Kamu bisa menjalankan aku demi meraih keuntungan atau malah hancur, tidak ada bedanya bagiku.
Ambillah aku, latihlah aku, bersikaplah tegas terhadapku, maka aku akan menempatkan dunia dibawah kakimu.
Bersikap longgarlah terhadapku maka aku akan menghancurkanmu.
Siapakah aku ?
Aku adalah “Kebiasaan”
“Kebiasaan-kebiasaan yang baik harus dipegang erat-erat dengan kuat dengan komitmen yang tinggi”.
Terlepas bagaimana perasaan anda saat itu, setiap keputusan yang dikuatkan oleh kehendak anda untuk mengambil tindakan sesuai dengan komitmen anda akan mendatangkan hasil-hasil yang mengagumkan dalam waktu yang relatif singkat.

Christoper Columbus

Christoper Columbus
semua itu sesungguhnya merupakan suatu keajaiban.Christoper Columbus lahir di Genoa sebagai seorang pelaut sejak usia 15 tahun, dia pernah mengalami kecelakaan kapal dan terapung dilautan berbekal pecahan kayu kapal disertai kegigihan yang luar biasa akhirnya dia mampu mencapai daratan dengan selamat.
Pada jaman itu dimana semua orang meyakini bahwa bumi adalah datar adanya, kecuali Columbus yang berpikir bahwa bumi adalah bulat sebagaimana halnya matahari dan bulan. Columbus harus menjelaskan dan membuktikan teorinya dari tantangan masyarakat yang mempertanyakan jika bumi bulat lantas apa yang menyangga bumi ini?
Columbus menambahkan jika dia berlayar melalui rute barat melalui Portugal, maka dia akan tiba di benua Asia. Dia menyatakan kesanggupannya akan menjalani pelayarannya dan demi misi penelitiannya dia sanggup mengambil risiko kelaparan dan jauh dari keluarganya meskipun teman-temannya menganggapnya sebagai orang gila.
Namun akhirnya Ratu Spanyol memberikan restu kepada Columbus untuk melakukan misinya guna membuktikan apa yang telah dikatakannya. Nyaris tidak ada seorang pelautpun rela tertarik dengan misi Columbus dan sebagian besar menyertainya dengan terpaksa.Memasuki hari kelima dalam pelayarannnya kapal Columbus tak ubanya sebuah kapal tak bertuan terombang-ambilng tanpa arah karena kemudi yang rusak ditambah kompas yang tidak berfungsi. Perjalanan telah mencapai 2.300 mil dari kampung halamannya dan akhirnya pada 12 Oktober 1492 Columbus mencapai sebuah daratan. Christoper Columbus telah gagal mencapai benua Asia sebagai tujuan awalnya, tetapi dia telah menemukan sesuatu yang lebih baik yaitu, benua Amerika.

Tujuh Keajaiban Dunia

Tujuh Keajaiban Dunia
Sekelompok pelajar kelas geografi belajar mengenai “Tujuh Keajaiban Dunia”. Pada akhir pelajaran, pelajaran tersebut di minta untuk membuat daftar apa yang mereka pikir merupakan “Tujuh Keajaiban Dunia” saat ini. Walaupun ada beberapa ketidaksesuaian, sebagian besar daftar berisi : 1. Piramida Besar di Mesir, 2. Taj Mahal, 3. Grand Canyon, 4. Panama Canal, 5. Empire State Building, 6. St.Peter’s Basilica, 7. Tembok Cina.
Ketika mengumpulkan daftar pilihan, sang guru memperhatikan seorang pelajar, seorang gadis yang pendiam, yang belum mengumpulkan kertas kerjanya. Jadi, sang guru bertanya kepadanya apakah dia mempunyai kesulitan dengan daftarnya ?. Gadis pendiam itu menjawab, “Ya, sedikit. Saya tidak bisa memilih karena sangat banyaknya. “Sang guru berkata, “Baik, katakan pada kami apa yang kamu miliki, dan mungkin kami bisa membantu kamu memilihnya. “Gadis itu ragu sejenak kemudian membaca, “Menurut saya tujuh keajaiban dunia adalah : Bisa bersyukur, Bisa merasakan, Bisa tertawa, Bisa mendengar.. sejenak gadis kecil ini terdiam, kemudian melanjutkan.. Bisa berbagi, Bisa mencintai dan Bisa dicintai”.
Ruang kelas tersebut sunyi seketika mendengar ungkapan yang diluar kebiasaan itu. Alangkah mudahnya bagi kita untuk melihat pada eksploitasi manusia dan menyebutnya “Keajaiban” sementara kita telah melihat semua yang telah Tuhan lakukan untuk kita dan menyebutnya sebagai “biasa”.Semoga kita hari ini diingatkan tentang segala hal yang betul-betul ajaib dalam kehidupan kita. Bersyukurlah untuk apa yang telah kita dapatkan sampai saat ini

Segelas Fanta

Segelas Fanta
Konon suatu hari, Om William yang saat itu usahanya belumlah seraksasa Astra saat ini, datang ke kantor pada pagi hari dan segera disambut oleh seorang office Boy yang meletakkan segelas minuman di meja kerja Om William. “Selamat pagi Tuan” demikian sapa sang Office Boy dengan sopan yang disambut dengan anggukan dan sabil meletakkan koran di meja, Om William pun balas menyapa “Kamu masih baru ya ? sudah berapa lama kamu kerja di sini ?” “Kira-kira satu bulan Tuan” jawabnya.
OW :”Bagaimana ? Kamu suka kerja di disni ?”
OB :”ya Tuan, saya suka bekerja disini”
OW : “Baiklah kalau begitu “
OB : “Maaf Tuan, apakah saya boleh menyampaikan sesuatu ?”
OW : “Apa itu ?”
OB :”Saya mau minta dibelikan selusin gelas untuk para tamu di kantor ini Tuan”
Di zaman itu Coca Cola, Fanta & Sprite adalah trend yang dipandang praktis sebagai minuman yang disuguhkan kepada tamu yang datang ke kantor Om William.
OB : “Tuan, seringkali sebotol minuman yang kita suguhkan tidak dihabiskan, kalau saya menggunakan segelas yang saya isi es batu maka sebotol bisa untuk dua orang “
Dahi Om William pun sempat berkerut namun kemudan mengangguk tanda setuju dan memberikan sejumlah uang kepada si Office Boy itu untuk membeli gelas.
Sebulan berlalu dan dalam sebuah kesempatan si Office Boy menyapa Om William kembali untuk menyampaikan isi hatinya.
OW :”Ya, ada apa ?”
OB : “maaf Tuan, apakah saya boleh minta uang untuk beli gelas lagi ?”
OW : “Memangnya kenapa dengan gelas yang dulu kamu beli ?”
OB :”Gelas itu terlalu besar Tuan, dan sebagian tamu yang datang tidak menghabiskan minumannya, saya ingin membeli gelas yang lebih kecil”
Om William pun setuju dan kembali memberikan sejumlah uang untuk membeli gelas kecil dan si Office Boy itu pergi membeli selusin gelas kecil yang saat itu lazim disebut gelas belimbing”.
Sekian waktu berlalu dan kali ini si Office Boy mengetuk pintu ruang kerja Om William, “Ya, masuklah”
Si Office Boy pun masuk dan belum sempat berkata-kata, Om William langsung berkata “kali ini kamu jangan lagi minta uang untuk beli gelas ukuran “sloki” ya !”
Si Office Boy nampak gelisah dan berusaha menjelaskan “Maaf Tuan, saya tidak bermaksud minta uang untuk beli gelas lagi, saya hanya ingin minta ijin agar diperbolehkan menanyakan kepada para tamu itu, apa jenis minuman yang sebenarnya mereka suka”
Om William yang penasaran masih belum berkata-kata dan si Office Boy melanjutkan perkataanya “Karena ada beberapa gelas yang tidak diminum sama sekali dan mungkin itu karena mereka tidak suka, itulah sebabnya saya perlu menyananyakannya”.
Om William pun tertegun sejenak sambil mengangguk-angguk tanda setuju,.
“Pastikan apapun perbuatan dan hasil hari ini lebih baik dari hari-hari sebelumnya”.

Keinginan

Keinginan
Suatu ketika Xiao He seorang pemuda yang baru saja menyelesaikan sekolahnya pergi menemui Zheng Zen yang dikenal sebagai orang tua yang bijak bagi masyarakat di desanya. Kedatangan Xiao He disambut Zheng Zen dengan ramah dan mereka berbincang-bincang sampai kemudian Xiao He bertanya “Wahai Zheng Zen yang bijaksana, beritahukan padaku rahasia untuk meraih kesuksesan dalam hidup ini”.
Zheng Zen tertegun mendengar pertanyaan anak muda itu, namun segera berdiri dan mengajak Xiao He keluar dari rumahnya dan berjalan kaki menelusuri sawah dan perbukitan hingga berhenti di sebuah sungai. Orang tua terlihat mondar-mandir sejenak, kemudian mengajak anak muda itu menyeberangi sungai dan Xiao He pun mengikutinya.
Sesampai di tengah sungai yang ternyata agak dalam, tiba-tiba Xiao He terpeleset dan tubuhnya setengah tenggelam dan menahan arus yang menerpanya. Zheng Zen segera menghampiri anak muda ini tapi bukan untuk menolongnya malahan membenamkan kepala Xiao He ke air yang membuat anak muda ini berontak dan berusaha keras mengeluarkan kepalanya dari air, begitu berlangsung hingga tiga kali. Melihat Xiao He sudah lemas, Zheng Zen pun menariknya ke pinggir sungai untuk beristirahat sejenak lalu mengajak pulang. Sesampai di rumah, Ziao He masih terdiam memendam rasa kekesalan akibat peristiwa tadi, kemudian pak tua itu bertanya kepadanya “Apa yang paling kamu inginkan ketika kepalamu tenggelem di sungai tadi?” Dengan penuh rasa geram, spontan Xiao He menyahut “Tentu saja saya ingin bernafas!!”
Orang tua itu melanjutkan perkataanya dengan tenangnya “Anak muda, Jika keinginanmu untuk sukses sekuat keinginanmu untuk bernafas saat kepalamu terbenam di sungai, maka kamu akan menemukan rahasia kesuksesan yang sesungguhnya.”

Sepatu

Sepatu
Dalam sebuah acara tahunan sebuah perusahaan dimana berkumpul seluruh salesman dari berbagai tingkatan yang datang dari berbagai daerah. Acara ini semacam ritual penghargaan tahunan yang diberikan kepada beberapa salesman yang berhasil mencapai prestasi terbaik.
Disela-sela makan siang usai acara akbar yang berlangsung sangat sangat meriah apalagi setelah mendengarkan sesi motivasi yang disampaikan oleh seorang pembicara terkenal, saya menyapa seorang salesman yang secara drastis mampu membalikkan situasi dari yang semula terjelek menjadi yang terbaik bahkan mencapai omset hingga sekian puluh persen dari target. “Apa rahasia suksesnya Mas?” tanya saya kepadanya, “Karena sebuah kalung clurit, dulu saya parah sekali Pak..., sampai suatu hari atasan saya memberikan kalung tali rafia berbandul sebilah clurit di leher saya di depan rekan-rekan kerja saya.
Pencapaian saya jauh di bawah rata-rata dan selalu terjelek diantara yang lainnya.” Salesman itu berhenti sejenak meneguk air aqua dalam gelas plastiknya dan lanjutnya “Semenjak itu saya bersumpah bahwa hal in tidak akan pernah terjadi lagi dalam hidup saya” katanya mengenang dengan mata menerawang jauh dan tangan kiri menggenggam erat penghargaan yang baru saja diterimanya.
Kemudian saya bergeser menghampiri seorang kepala cabang yang sedang berkelompok dengan sebagian team nya dan nampak jelas raut gembira di wajahnya atas prestasinya terpilih sebagai cabang terbaik. Apa yang anda lakukan sehingga bisa membuat team anda meraih prestasi sebagai cabang terbaik ?” tanya saya, “Karena sepatu Pak” ucap salah seorang Salesman yang ada disebelahnya menyela pembicaraan kami.
Sebenarnya belum genap satu tahun saya bersama mereka dan seperti yang sering saya lakukan adalah memberikan mereka harapan berupa hadiah handphone, jam tangan atau ballpoint bagi Salesman terbaik setiap bulannya. Namun yang tidak saya duga adalah ketika salah satu dari mereka minta hadiahnya diganti menjadi sepatu. Terus terang hati saya trenyuh ketika melihat sepatu-sepatu mereka yang butut dan rusak, apalagi yang bagian belakangnya sudah hancur lebur terinjak-injak. Hampir setiap bulan saya membeli beberapa sepatu untuk mereka hingga akhirnya semua sepatu yang rusak tergantikan dengan sepatu baru yang lebih kuat” kata si Kepala Cabang.
“Tiga makna yang saya dapatkan dari hari itu dan ternyata mampu membuat seseorang termotivasi adalah ancaman, harapan dan perhatian.”

Rumah Seribu Cermin

Rumah Seribu Cermin
Di sebuah desa kecil, ada sebuah rumah yang dikenal dengan nama “Rumah Seribu Cermin”. Suatu hari seekor anjing kecil sedang berjalan-jalan di desa itu dan melintasi “Rumah Seribu Cermin”. Ia tertarik pada rumah itu dan memutuskan untuk masuk melihat-lihat apa yang ada di dalamnya.
Sambil melompat-lompat ceria ia menaiki tangga rumah dan masuk melalui pintu depan. Telinga terangkat tinggi-tinggi, ekornya bergerak-gerak secepat mingkin. Betapa terkejutnya ia ketika masuk ke dalam rumah, ia melihat ada seribu wajah ceria anjing-anjing kecil dengan ekor yang bergerak-gerak cepat. Ia tersenyum lebar dan seribu wajah anjing kecil itu juga membalas dengan senyum lebar, hangat dan bersahabat.
Ketika ia meninggalkan rumah itu, ia berkata pada dirinya sendiri, “Tempat ini sangat menyenangkan. Suatu saat saya akan kembali mengunjunginya sesering mungkin.”
Sesaat setelah anjing itu pergi, datanglah anjing kecil yang lain. Namun, anjing yang satu ini tidak seceria anjing yang sebelumnya. Ia juga memasuki rumah itu.
Dengan perlahan ia menaiki tangga rumah dan masuk melalui pintu. Ketika berada di dalam, ia terkejut melihat ada seribu wajah anjing kecil yang muram dan tidak bersahabat. Segera saja ia menyalak keras-keras dan dibalas juga dengan seribu gonggongan yang menyeramkan.
Ia merasa ketakutan dan keluar dari rumah sambil berkata pada dirinya sendiri, “Tempat ini sungguh menakutkan, saya takkan pernah mau kembali ke sini lagi.”
“Seringkali gambaran atau kesan tentang wajah yang ada di dunia ini, yang kita lihat... adalah cermin gambaran dan kesan dari wajah kita sendiri.
Kalau kita mengesankan keramahan, maka dunia akan tampak ramah...
Kalau dunia terasas suram, mungkin karena kesan yang kita berikan...”

Burung Pelikan

Burung Pelikan
Selama bertahun-tahun di Monterey, California merupakan surga bagi burung-burung pelikan. Sebab di kota ini ada banyak pabrik pengalengan ikan. Burung-burung pelikan menyukai kota ini karena saat para nelayan membersihkan tangkapan mereka & memisahkan yang kurang bagus maka burung-burung pelikan segera berdatangan berebut makanan mereka.
Di Monterey ini burung-burung pelikan hidup enak tanpa harus bekerja keras untuk mendapatkan makanannya. Seiring waktu berlalu, ikan-ikan di pantai California mulai berkurang dan satu demi satu pabrik pengalengan ikan ditutup. Itulah saatnya burung-burung pelikan mendapatkan masalah. Anda tahu? Burung-burung pelikan adalah pemancing alami yang hebat, mereka terbang berkelompok di atas gelombang laut, dan ketika mereka melihat ikan, mereka menyelam ke dalam air dan menyekop tangkapan mereka dengan paruhnya yang lebar.
Burung-burung pelikan yang ada di Monterey tidak pernah berburu selama bertahun-tahun, mereka telah menjadi gemuk dan malas. Kini makanan mereka telah lenyap dan mereka menderita kelaparan.
Para ahli lingkungan hidup di wilayah tersebut berpikir keras untuk menemukan cara menolong burung-burung pelikan itu, dan akhirnya mereka bersepakat dengan satu solusi. Mereka mendatangkan burung-burung pelikan dari wilayah lainnya, yang telah mereka teliti setiap hari dan mereka mencampurnya dengan burung-burung pelikan lokal.
Para pendatang baru itu segera mulai memancing makanan mereka dan tak lama kemudian burung-burung lokal yang kelaparan bergabung dengan mereka dan mulai memancing makanan mereka sendiri lagi.
“Jika anda menemukan diri anda miskin dan lapar akan sukses, maka salah satu cara terbaik untuk mendapatkan apa yang anda cari adalah menempatkan diri di sekitar orang-orang sukses. Ambillah waktu bersama dengan mereka, perhatikan bagaimana mereka bekerja, pelajari bagaimana cara mereka berpikir dan bertindak, secara tak terduga anda akan menjadi setara dengan orang-orang disekitar anda.”

Pujian

Pujian
Seorang kawan berkisah tentang pimpinannya yang memberikan sebuah tugas dan disepakati harus selesai dalam waktu dua pekan. Tugas segera dikoordinasikan dengan beberapa anggota team dan terselesaikan sesuai deadline, pujian kecil dia berikan kepada seluruh team yang telah bekerja extra dan sungguh hati mengingat order datang langsung dari seorang pemimpin yang mereka hormati. Pada suatu perjumpaan, sang pemimpin berkata : “Tugas yang kamu kerjakan sudah saya periksa tapi masih banyak kekurangan, ingat.. saya ini seorang perfectionist” dan mereka membawa pulang pesan-pesan tentang kekurangan-kekurangan yang harus segera disempurnakan.
Johnny Figaro adalah seorang anak lelaki Italia berumur tigabelas tahun yang tinggal dan bersekolah di New York. Dia benar-benar sebuah masalah besar bagi guru-guru di sekolah itu, Johnny selalu terlihat berantakan dan sering mengganggu murid-murid lain hingga berkelahi. Anak ini dikenal bandel terhadap guru-gurunya dan sudah terlalu sering menerima hukuman.
Saat kelas enam, wali kelas Johnny adalah seorang guru muda yang belum lama mengajar di sekolah itu, seorang yang dikenal tenang dan pandai mengatasi permasalahan anak-anak. Pada hari pertamanya di kelas enam, Johnny masuk ke kelas dengan pongahnya dan duduk di kursi dengan sikap duduk yang kurang enak dipandang.
Guru muda itu berkata dengan tenangnya “Johnny, pagi ini kamu kelihatan gagah dan kemeja kamu nampak bersih dan rapi” Mendengar itu, Johnny terkesiap, namun spontan meluruskan kakinya dan duduk dengan tegap. Keesokan harinya, Johnny terlihat memakai dasi dengan rapi tidak seperti hari-hari sebelumnya, dan kembali si guru muda ini memberikan pujian kepada Johnny kecil. Sepatu yang lebih bersih dan ikatan tapi sepatu yang rapi juga tak luput dari pujian si guru muda ini.
Kolega pengajar di sekolah itu terheran-heran dengan perkembangan Johnny kecil “Berikan pujian padanya dan anak itu akan memberikan reaksi, puji saja..” kata si guru muda memaparkan resep ajaibnya.
Johnny Figaro dewasa adalah seorang rektor sebuah universitas negeri ternama di Amerika bagian tengah sebelah barat. Seorang anak lelaki yang diperkirakan bakal berujung di bagian kota yang kumuh dalam kemiskinannya, telah menjadi seorang akademisi sukses berkat seseorang yang menyempatkan diri untuk memberikan pujian tulus kepadanya.
“Kemana dia dipuji, kesanalah dia menjadi”

Dua Buah Kutub

Dua Buah Kutub
Saat kembali ke kota kelahiran, saya menyempatkan diri untuk berjumpa dengan beberapa kawan lama diantaranya adalah dua bersaudara yang salah satunya berada di panti rehabilitasi narkoba sedangkan saudara lainnya adalah seorang pengusaha otomotif yang terbilang sukses. Diantara kawan-kawan seumur, hal ini sering menjadi bahan pergunjingan mengapa dua bersaudara yang berasal dari orang tua yang sama, dibesarkan dalam lingkungan yang sama, dapat menjadi sangat berbeda.
Kunjungan saya ke panti rehabilitasi dimana kawan saya itu berada cukup membuat dia terhibur. Dalam salah satu perbincangan dia menjawab pertanyaan klise saya “Ya, semua ini gara-gara Ayah saya” Dengan lirih dia meneruskan ucapannya “Ayah saya seorang pemabuk dan penjudi, keluarga saya bangkrut dan berantakan, dia hanya memikirkan dirinya sendiri, sama sekali tak pernah memikirkan saya”
Masih tertunduk lesu dan katanya lagi “Apa yang bisa diharapkan dari saya hasil dari sebuah keluarga yang berantakan ini?”
Seharii sebelum kembali ke jakarta, saya masih sempat menemui saudaranya yang siang itu berada di show room nya yang cukup besar dengan aneka mobil terpajang.
Ditengah kegembiraan karena lama tidak berjumpa, salah satu pembicaraan kami adalah tentang saudaranya yang ada di panti rehabilitasi narkobaa.
Pertanyaan Spontan pun mengalir dari bibir saya “Apa yang membuat kamu berbeda dengan saudaramu dan bisa sukses seperti sekarang ini ?”
Nampak dia menghela nafas kemudian dia berkata “Sudah terlalu banyak penderitaan dalam kehidupan saya dan keluarga kami, saya hanya bertekad untuk mengakhirinya”.
“Saya benar-benar tidak ingin bernasib seperti Ayah saya dan ingin membahagiakan Ibuku, itulah tekad saya selama ini”. Keduanya mendapatkan kekuatan dan motivasi dari sumber yang sama, bedanya adalah yang seorang memanfaatkannya secara positif, dan seorang lainnya menggunakannya secara negatif.
“Mereka yang positif tak peduli segelap apapun keadaannya, kepalanya selalu tegak serta menengadah melihat semua kemungkinan dan semua itu ada di hadapannya.”

Semut & Lalat

Semut & Lalat
Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta di atas sebuah tong sampah di depan sebuah rumah. Suatu ketika anak pemilik rumah keluar dan tidak menutup kembali pintu rumah kemudian nampak seekor lalat bergegas terbang memasuki rumah itu . Si lalat langsung menuju sebuah meja makan yang penuh dengan makanan lezat. “Saya bosan dengan sampah-sampah itu, ini saat menikmati makanan segar katanya.
Setelah kenyang si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menuju pintu saat ia masuk, namun ternyata pintu kaca itu telah tertutup rapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar dia bergabung dengan mereka.
Si lalat pun terbang di sekitaar kaca, sesekali melompat dan menerjang kaca itu dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca. Lalat itu meraya mengelilingikaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolakbalik demikian terus dan terus berulang-ulang. Hari makin petang si lalat itu nampak kelelahan dan kelaparan dan esok paginya nampak lalat itu terkulai lemas terkapar di lantai.
Tak jauh dari tempat itu nampak serombongan semut merah berjalan beriringan keluar dari sarangnya dan mencari makan dan ketika menjumpai lalat yang tak berdaya itu, serentak mereka mengerumuni dan beramai-ramai menggit tubuh lalat itu hingga mati. Kawanan semut itu pun beramai-ramai mengangkut bangkai lalat yang malang itu menjuju sarang mereka.
Dalam perjalanan seseekor semut kecil bertanya kepada rekannya yang lebih tua “Ada apa dengan lalat ini Pak?”, mengapa dia sekarang ?”. Oh... itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini, sebenarnya dia ini telah berusaha, dia sungguh-sungguh telah berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu namun ketika tidak juga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarant dan menjadi menu makan malam kita “ Semut kecil itu nampak manggut-manggut, namun masih penasaran dan bertanya lagi “Aku masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah berusaha ? Kenapa berhasil ?”Masih sambil berjalan dan memanggul bangkai lalatt, semut tua itu menjawab “Lalat itu adalah seorang yang tak kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-cara yang sama”. Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataanya namun kali ini dengan mimik & nada lebih serius “Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama namun mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lalat ini”.

Hujan

Hujan
Senin pagi itu nyaris saja saya terlambat memasukkan kartu absensi ke clock-card tapi beruntung masih kurang 5 menit dan tidak sempat tercetak “merah”. Meski halaman parkir sudah ada beberapa mobil dan motor tapi di lantai 17 tempat saya bekerja masih terasa sepi karena hanya ada kira-kira sepertiga dari biasanya. Nampak dua buah payung basah terbuka untuk dikeringkan.
Usai meletakkan tas di meja kerja, seperti biasa saya ke dapur untuk menyeduh segelah coffee mix, “Pagi Gus” kataku menyapa seorang staff yang belum tiga bulan bergabung di perusahaan ini dan nampaik sudah sibuk di hadapan komputernya.
“Selemat pagi Pak, banjir ya Pak ?”
“Iya, hujan deras, banjir dan macet dimana-mana, ruamh kamu pasti dekat sini ya ? enak dong, tidak kena macet”.
“Tidak juga Pak, cukup jauh Pak, sekali naik bus dan dua kali naik angkot kira-kira satu setengah jam perjalanan kalau cuaca normal.”
“Oh bagitu ya, kok nggak terlambat masuk kantornya ?” “Iya Pak, kan udah ketauan kalau bulan-bulan musim hujan begini kebanyakan macet, apalagi ini hari senin, pasti lebih parah Pak” “Saya berangkat setengah jam lebih awal dari biasanya”
“Ooo.., saya pun manggut-manggut sambil mulai membuka laptop di meja saya.”
“Pagi Deve” tiba-tiba saja Jimmy menyapa seraya berjalan tergoopoh-gopoh dengan tissue, jam di dinding menunjukkan pukul 08.25.
“Wah.. Kacau.. kacau, benar-benar parah.. hujan deras banget, banjir dimana-mana, macetnya ampunnn... mana lainnya ? Ha.. ha.. pasti banyak yang telat juga kan ? Kamu kena telah juga kan ? kena macet juga kan ?” lanjut Jimmy sambil berjalan tergesa—gesa menuju ruang kerjanya.
Saya tersenyum kecil sambil membaca email yang mulai mengalir dan dalam hati bergumam : “Karena hujan, ada sebagian orang yang mempersiapkan diri agar tidak datang terlambat, sementara itu sebagian lainnya menyakini bahwa semua orang pasti datang terlambat demikian pula dirinya”.

Never Give Up

Never Give Up
Suatu hari di usia tuanya Winston Churchill mengunjungi sebuah sekolah dasar dimana ia pernah bersekolah saat masih kecil dan akan menyampaikan sebuah pidato. Sang kepala sekolah berpesan kepada murid-muridnya “ini adalah saat-saat bersejarah, Winston Churchill adalah pembicara paling hebat di Inggris. Tuliskan semua kata-kata yang diucapkannya. Ia akan menyampaikan sebuah pidato yang tak terlupakan”.
Ketika Churchill berpidato, sejenak ia memandang ke anak-anak itu dengan kacamata yang dilorotkan, kemudian berkata :”Never...Never...Never Give Up !!” lalu ia kembali ke tempat duduknya.
Sebagian besar murid sekolah tersebut sangat kecewaa dengan pidato yang sangat singkat itu, namun sang kepala sekolah merasa bahwa itu adalah pidato Churchill yang paling hebat. Sebuah ciri khas Churchill yang paling menonjol adalah keuletannya. Ia tidak pernah menyerah dan sikap itulah yang menginspirasikan Inggris saat Perang Dunia II untuk terus berjuang ketika yang lainnya telah menyerah.Keuletan artinya “terus berpegang pada perjuangan kita”. Keuletan artinya kita “konsisten dengan kata-kata kita”. Keuletan adalah tentang “mengamalkan ucapan kita dengan perbuatan nyata”.

Seember Susu

Seember Susu
Dua ekor katak berlompatan dengan riangnya di sebuah halaman rerumputan sebuah peternakan sapi. Seorang ibu yang sedang membersihkan halaman kandang yang melihat kedua katak itu berusaha mengusir dengan sebuah gagang sapu dan membuat kedua katak itu lari ketakutan. “Cepat, kearah sana“, kata salah seekor katak itu “Saya melihat tempat persembunyian yang baik dan pasti sulit dijangkau oleh gagang sapu itu” kata si katak menuju arah kandang sapi perah yang ada di dalam peternakan tsb.
“Ayo, cepat” seru si katak pertama dan keduanya melompat-lompat, melompat tinggi, lebih tinggi, semakin tinggi lompatannya dan sangat tinggi ke arah pagar kandang menuju tempat dimana mereka akan bersembunyi.
“Plung” pada lompatan terakhir, keduanya serentak mendarat di sebuah ember yang berisi susu segar dan segera mereka berenang ke tepi ember dan berusaha untuk naik keluar dari ember itu sambil sesekali melompat, tapi tidak berhasil. “Oh kawan, habislah kita kali ini ember aluminium ini sunggu sangat licin, rasanya tidak mungkin memanjatnya, habislah kita kali ini, kita tak bisa kemana-mana lagi, kita akan mati tenggelam di sini” kata katak kedua.
“Teruslah berusaha, teruslah berenang, teruslah mendayung” kata katak pertama, pasti ada cara untuk bisa keluar dari tempat, ayo kita pikirkan, jangan menyerah. Mereka berduapun mendayung dan berenang kesana kemari sambil sesekali melompat berusaha melewati bibir ember.
Setelah sekian jam mereka mendayung katak kedua mulai mengeluh lagi. “Ugh, saya sungguh lelah sekali, saya benar-benar kehabisan tenaga, susu ini kental sekali dan terlalu licin untuk keluar dari tempat ini.” “Ayo, teruslah beusaha, jangan menyerah” kata katak pertama memberi semangat. “Percuma saja, kita tidak akan pernah keluar hidup-hidup dari tempat ini, kita pasti mati disini keluhnya makin lemah” dan gerakan katak kedua makin lama makin lambat dan akhirnya tidak bergerak lagi, mati.
Sementara katak pertama tidak putus asa, dengan sisa-sisa tenaganya masih berenang dan terus mengayunkan tangan dan kakinya sambil sesekali tetap membuat lompatan terus mencoba melewati ember yang mengurungnya. Saat malam menjelang pagi udara terasa sangat dingin, sayup-sayup terdengar ayam berkokok dan tanpa disadari kaki-kaki katak kedua itu serasa mendapat pijakan. Katak itu sudah tidak mendayung lagi karena kakinya terasa berdiri diatas setumpuk mentega hasil karyanya semalaman dan “Plop” katak itupun membuat lompatan terakhir untuk keluar dan bebas dari ember yang mengubur temannya.
Ketika anda berpikir anda “bisa” atau ketika anda berpikir anda “tidak bisa” maka anda benar !!

Buaya

Buaya
Adalah seorang raja yang berkuasa di sebuah wilayah di Eropa, seorang raja yang terkenal pemberani dan disegani kawan maupun musuh-musuhnya. Alkisah sang raja memiliki seorang putri yang telah beranjak dewasa dan sudah saatnya menikah. Raja sangat menginginkan seorang menantu yang pemberani seperti dirinya.
Raja mengumpulkan para penasehatnya dan disepakati mengadakan sayembara untuk mendapatkan seorang pemuda yang gagah dan pemberani. Adalah sayembara berenang menyeberangi sungai yang ada di depan benteng kerajaan yang didalammnya diisi puluhan ekor buaya yang dalam sebulan dibiarkan kelaparan agar menjadi sangat ganas.
Diumumkanlah sayembara ini ke seluruh rakyatnya dan saat hari yang ditentukan tiba, mulailah berdatangan pada pemuda dari segala penjuru negri, kemudian sang raja keluar dan berdiri diatas kastilnya serta mengangkat bendera tanda dimulainya sayembara itu.
Namun hingga dua jam lamanya tak ada seorang pun yang berani terjun ke sungai yang penuh dengan buaya itu. Raja mulai gelisah dan kecewa karena merasa akan gagal mendapatkan seorang pemberani dari kalangan rakyatnya.
Ketika matahari mulai meninggi, ada sekelompok pemuda datang dan ikut merangsek di kerumunan orang di tepian sungai dan bertanya-tanya ada apa gerangan. Setelah mendapat penjelasan dari orang-orang yang ada di sana merekapun hanya manggut-manggut seraya mengamati beberapa buaya yang ada di sungai itu dan saling tunjuk tanpa sorangpun berani mengikuti sayembara itu.
Ketika sebagian orang mulai meninggalkan sungai itu, tiba-tiba dikejutkan dengan suara seseorang terjun ke sungai, rupanya salah seorang pemuda yang baru datang itu terjun ke sungai dan berenang menuju seberang dengan kecepatan tinggi menghindari kejaran beberapa ekor buaya yang berusaha mendekatinya.
Akhirnya pemuda itu berhasil selamat hingga keseberang dan disambung dengan tepuk tangan meriah dan sang raja segera turun menyambut si pemuda itu dengan gembira..Setelah diperkenalkan dengan putrinya, sang raja sepakat menyelenggarakan pesta pernikahan besar-besaran dan meriah selama tujuh hari tujuh malam. Ditengah-tengah pesta pernikahan, datang pula para sahabat si pemuda pemberani ini memberikan selamat, mereka sungguh bangga memiliki seorang kawan yang kini adalah seorang calon raja,. Sambil memberikan ucapan selamat mereka tak henti-hentinya memuji keberanian si pemuda ini. Namun tiba-tiba saja si pemuda ini mengajak ke enam orang sahabatnya itu ke satu tempat terpisah dan dengan wajah kecut bertanya dengan nada menghardik.. “Hey kalian semua, ayo katakan.. siapa diantara kalian yang waktu itu mendoroang saya terjun ke sungai ?!, asal tahu ya.. hampir saja saya mati dimakan buaya!! ”Andai saja seseorang mampu memotivassi dirinya sendiri, ia tak perlu menunda kesuksesan hanya karena berharap orang lain yang mengkondisikannya”.

Si Tangan Jelek

Si Tangan Jelek

Ini tangan apa?! Teriakan saya mendapat jawaban spontan : “Tangan bagusss!” Giliran tangan kiri yang saya angkat dengan pertanyaan yang sama, kali ini ada banyak variasi jawaban mulai dari “tangan jelek, tangan kotor, tangan tidak sopan hingga (maaf) tangan cebok.”
Bagaimana dengan masyarakat di negara maju yang lebih banyak terlihat menggunakan tangan kiri? Apakah mereka kidal? Jawabannya adalah “tidak” karena mereka bukanlah kidal tapi mereka menggunakan kedua tangannya sama-sama berdaya guna dan efektif. Tidak ada istilah tangan bagus atau tangan jelek, kedua tangan kita adalah karunia tuhan yang luar biasa yang harus disyukuri dan difungsikan sebagaimana mestinya.
Lalu mengapa di negri ini ada istilah tangan bagus dan tangan jelek? Telah sekian lama tangan kiri dibelenggu dengan istilah tangan jelek dan dipasung agar tiak berfungsi sehebat rekannya si tangan bagus yaitu tangan kita sebelah kanan.
Ketika pada peserta pelatihan motivasi “Die Hard” saya minta menggunakan tangan kiri untuk beberapa aktifitas yang biasa dikerjakan oleh tangan kanan, respon pertama yang muncul adalah “sulit, tidak bisa, susah, aneh, jelek, kaku dll”
Itu semua hanya salah satu akibat dari terbelunggunya pikiran seseorang yang berdampak pada pemasungan tangan kiri yang seharusnya berfungsi tak kalah hebat dengan si tangan kanan. Saya berpesan kepada baby sitter yang mengasuk anak-anak saya, bahwa jangan pernah melarang anak-anak saya menggunakan tangan kiri, tidak ada istilah tangan jelek untuk si tangan kiri. Semua organ tubuh kita selayaknya kita hargai dengan setinggi-tingginya dan berfungsi sebagaimana mestinya.
“Bebaskan pikiran anda dari program yang salah yang membelenggu tangan kiri, bebaskan tangan kiri anda, aktifkan tangan kiri anda sehebat tangan kanan dan bayangkan ketika anda memiliki dua buah tangan yang sama hebatnya maka, mulai detik ini juga anda memiliki kesempatan untuk menjadi lebih luar biasa sukses dari sebelumnya yang hanya menggunakan satu tangan kanan saja”.

Jerapah

Jerapah

Mari kita belajar dari peristiwa alam. Kita mengenal binatang jerapah, seekor induk jerapah melahirkan anaknya sambil berdiri dan pada saatnya bayi jerapah akan jatuh ke tanah yang keras dari kandungan induknya. Hal pertama yang dilakukan oleh induknya adalah berdiri di belakang anaknya dan memberikan tendangan yang cukup keras ke tubuh bayi jerapah. Bayi jerapah terbangun mencoba berdiri namun masih mudah terjatuh karena kakinya yang masih lemah dan mudah goyah. Sang induk kembali bergerak ke belakang bayi jerapah dan memberi tendangan lagi kepadanya. Demikian berlangsung beberapa kali hingga si bayi berdiri kokoh dan mulai berjalan menuju puting susu sang induk. Mengapa? Karena induk jerapah tahu bahwa satu-satunya peluang bagi bayinya untuk bisa bertahan hidup di hutan adalah dengan berdiri kokoh di atas kakinya sendiri. Jika tidak, akan sedemikian mudahnya dia diterkam binatang buas dan menjadi mangsa mereka.
Apakah tindakan induk jerapah adalah tindakan kasih? Sudah pasti.
Disiplin pasti bukan berarti bahwa seseorang menghajar anak-anaknya dengan ikat pinggang, itu adalah sakit jiwa. Disiplin adalah ketegasan yang penuh kasih. Disiplin adalah bimbingan. Disiplin bersifat mencegah timbulnya permasalahan. Disiplin menghasilkan dan menyalurkan energi untuk meraih prestasi besar. Disiplin bukan tujuan yang ingin kita capai, tapi kita melakukannya untuk sebuah kepedulian.
Disiplin adalah tindakan kasih. Kadang kala anda harus bersikap keras untuk kebaikan. Tidak semua operasi medis menyakitkan, tidak semua obat berasa manis, tapi kita harus menelannya.
“Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang penuh cinta kasih dan disiplin, pada saatnya akan menaruh rasa hormat kepada orang tua mereka”.

Kebenaran Sejati

Kebenaran Sejati
Alkisah ada seorang pedagang yang mempunyai seorang istri jelita dan seorang anak laki-laki yang sangat dicintainya. Suatu hari istrinya jatuh sakit dan tak berapa lama meninggal. Betapa pedihnya hati pria tersebut. Sepeninggal istrinya, dia mencurahkan segenap perhatian dan kasih sayangnya kepada anak laki-laki semata wayangnya. Suatu ketika pedagang tersebut pergi ke luar kota untuk berdagang, anaknya ditinggal dirumah. Sekawanan bandit datang merampok desa tempat tinggal mereka. Para penjarah ini merampok habis harta benda, membakar rumah-rumah, dan bahkan menghabisi hidup penduduk yang mencoba melawan, rumah sang pedagang pun tak luput dari sasaran. Mereka bahkan menculik anak laki-laki sang pedagang untuk dijadikan budak.
Betapa terperanjatnya sang pedagang ketika ia pulang dan mendapati rumahnya sudah jadi tumpukan arang. Dengan gundah hati, ia mencari-cari anak tunggalnya yang hilang. Ia menjadi frustrasi ketika mendapati banyak tetangganya yang terbantai dan mati terbakar.
Di tengah kepedihan dan keputusasaan, ia menemukan seonggok belulang dan abu di sekitar rumahnya, di dekat tumpukan abu itu tergolek boneka kayu kesayangan anaknya. Yakinlah sudah ia bahwa ia adalah abu jasad anaknya. Meledaklah raung tangisnya, ia mengelepar-gelepar di tanah sembari meraupi abu jasad itu ke wajahnya. Satu-satunya sumber kebahagiaan hidupnya telah terenggut. Semenjak itu, pria tersebut selalu membawa-bawa abu anaknya dalam sebuah tas. Sampai setahun setelah itu, ia suka mengucilkan diri, tenggelam dalam tangis sampai berjam-jam lamanya, kadang orang melihat ia tertawa sendiri, mungkin kala itu teringat masa-masa bahagia bersama keluarganya. Ia terus larut dalam kesedihan tak terperikan..
Musim berlalu, sang anak akhirnya berhasil meloloskan diri dari cengkeraman pada penculiknya. Ia bergegas pulang ke kampung halamannya.
Sesampai di kediaman ayahnya, ia mengetuk pintu rumah sembari berteriak senang, “Ayah, ini aku pulang !”
Sang ayah yang waktu itu lagi tertidur di ranjangnya, terbangun mendengar suara itu.
Ia berpikir, “ini pasti ulah anak-anak nakal yang suka meledekku itu !”
“Pergi ! Jangan main-main !”
Mendengar sahutan itu, sang anak kembali berteriak, “Ayah ! ini aku, anakmu !
Dari dalam rumah terdengar lagi, “Jangan ganggu aku terus ! Pergi kamu !”
Sang anak menggedor pintu dan berteriak lebih lantang, “Buka pintu ayah ! ini betul anakmu !”
Mereka saling bersahutan. Sang ayah terus bersikeras tidak membuka pintu. Sang anak pun akhirnya putus asa dan berlalu dari rumah itu..Sang Guru menutup cerita itu dan menyampaikan : “Sebagian orang begitu erat memegang apa yang mereka “Angap” sebagai kebenaran. Ketika kebenaran sejati betul-betul datang, belum tentu mereka membuka pintu hati mereka”.

Rahasia Sang Penakluk

Rahasia Sang Penakluk
Kita semua suka bicara, tetapi kadang-kadang kita melupakan bagian yang paling penting dalam sebuah percakapan. Kebanyakan dari kita melewatkan paling sedikit beberapa menit untuk berusaha meningkatkan keahlian bicara kita. Mungkin ini melibatkan sesuatu yang sederhana saat seorang karyawan yang mengatur pemikirannya sebelum dia menemukan Bos. Atau mungkin seperti seorang pria yang sibuk menyusun kata-kata saat akan melamar kekasihnya.
Kita berkeyakinan bahwa bagaimana cara kita bicara sangat penting, tetapi kita sering lupa bahwa aspek lainnya, “kemampuan kita untuk Mendengarkan” mungkin sama pentingnya. Kita sering sibuk memikirkan kalimat-kalimat berikutnya setika orang lain sedang bicara, bukannya mendengarkan dengan cermat kata-katanya yang tepat.
Kalau anda dalam percakapan atau perundingan bisnis, berusahalah menjernihkan pikiran anda dari semua pilihan dan prasangka pribadi yang paling anda sukai. Lalukanlah usaha untuk melihat percakapan dengan pandangan terang. Dengar dari kerangka referensi orang lain. Apa yang dialaminya hari ini ? Bagaimana keadaan emosinya secara umum ?
Dengarkanlah dengan telinga dan mata anda. Faktor-faktor itu akan memainkan peran penting dalam bagaimana cara anda meninjau kata-kata yang sesungguhnya diucapkan.
Mendengarkan dengan baik adalah keahlian yang memerlukan latihan, empati dan perhatian yang sesungguhnya kepada orang lain. Namun imbalannya besar sekali, sebab pendengar yang baik biasanya mempelajari banyak hal dan mempunyai banyak teman.
Seorang kawan yang dijuluki sebagai seorang playboy, saya tanya apa resep rahasianya sehingga dia sangat hebat dalam menaklukkan hati banyak wanita. “Sederhana saja kawan, saat bercakap-cakap dengan mereka ...” katanya lagi ...”Buanglah jauh-jauh kata “Aku” dan gantilah dengan kata “Kamu”.

Berubah

Berubah
Sering kita dengar bahwa orang tidak mau berubah karena “berubah” itu membuat stress. Bagaimana jika ada yang mengatakan bahwa justru “tidak berubah” lebih membuat stress karena dunia tokh selalu berubah.
Dalam dunia bisnis, pada tahun 1917 diidentifikasi ada seratus perusahaan terbesar di Amerika yang pada tahun 1998 kembali diidentifikasi ternyata hanya lima belas di antara mereka yang masih eksis. Sebagian besar dari mereka lenyap atau bergabung atau dibeli oleh perusahaan-perusahaan lainnya. Ada sebuah perusahaan yang selama delapan tahun dikenal baik oleh masyarakat namun karena tidak banyak melakukan perubahan akhirnya diambil alih oleh perusahaan lain. Padahal produknya sangat baik tetapi ketika terjadi perkembangan baru dibidang yang sejenis, perusahaan ini mandeg dengan produk yang ada saja sementara para pelanggannya mulai berpindah ke produk-produk yang lebih menarik.
Banyak pernikahan selamat karena kedua pasangan bersedia mengubah sikap serta prilakunya. Sebaliknya tak terhitung banyaknya perceraian karena kedua pasangan tidak mau berubah sama sekali, saling menyalahkan dan menciptakan kondisi-kondisi yang tak dapat ditolerir dan tak seorangpun bisa mempertahankannya.
Banyak orang yang kesulitan mempertahankan pekerjaannya dan akhirnya kehilangan pekerjaannya hanya karena tidak mau berubah. Dari salah satu perpektif dikatakan bahwa perubahan berarti “bertumbuh” atau berubah dari melakukan hal yang salah menjadi melakukan hal yang benar. Tentang perspektif pertumbuhan ini Eric Hoffer mendeskripsikan dengan sangat baik :”Di jaman perubahan ini, mereka terus belajarlah yang akan mewarisi bumi, sementar mereka yang selalu merasa dirinya pintar akan menemukan diri mereka telah berdandan lengkap dan rapi untuk menghadapi dunia yang sudah tidak ada lagi “.
Tom Peter menambahkan :”Hanya mereka-mereka yang terus menerus memperlengkapi dirinyalah yang berpeluang untuk tetap dipekerjakan di tahun-tahun mendatang”. Benar, terus bertumbuh akan menghilangkan banyak stress dan membangun kepastian bekerja.Charles Gow merangkumnya sbb :”Dua hukum besar dalam kehidupan adalah “Pertumbuhan” dan “Kemerosotan”. Kalau sesuatu tidak lagi bertumbuh, cepat atau lambat ia akan mati. Hal ini juga berlaku bagi manusia, bisnis dan bagi bangsa dimanapun di seluruh muka bumi ini”.

Pecah Telor

Pecah Telor
Pada dasarnya motivasi adalah sebuah dorongan, sedangkan pikiran negatif adalah gravitasi. Yang satu mengangkat anda dan yang lainnya menjatuhkan anda. Sayangnya berpikir negatif itu jauh lebih mudah dari pada berpikir positif. Tetapi coba renungkan, “Ketika kita meluncurkan roket ke ruang angkasa, dibutuhkan banyak bahan bakar untuk meluncurkannya pada sekian ribu kilometer pertama ketimbang kebutuhan bahan bakar untuk menyelesaikan sisa perjalanan menuju bulan.
Begitu anda terbang, mulai naik ke atas dan keluar dari kerumunan negatif dibawah, maka pergerakan menuju sisa perjalanan menjadi lebih mudah. Dibutuhkan fokus serta usaha untuk menjauhkan diri dari mereka-mereka yang berpuas diri dengan posisinya saat itu, tetapi begitu anda berhasil menjauhkan diri dari mereka, dengan mudah anda mampu menambah kecepatan bahkan dengan bertambahnya usia sekalipun, sunggu mengasikkan bukan ?
Bagaimana agar termotivasi? Ambil sebuah pena dan tuliskan di selembar kertas setidaknya sepuluh hal yang anda syukuri : Kesehatan anda, pekerjaan anda, pakaian anda, rumah anda, mobil anda, keluarga anda, teman-teman anda, apapun..
Berikutnya, buatlah daftar hal-hal yang anda ingin miliki : Mobil baru, usaha yang berhasil, jabatan yang lebih baik, rumah yang lebih besar, keluarga yang bahagia atau sepatu baru sekalipun. Sekarang coba tanyakan pada diri sendiri :”Apakah yang dapat kulakukan untuk mendapatkan hal-hal yang kuinginkan itu ?”
Mungkin anda harus membaca buku-buku yang inspirasional, mengikuti seminar-seminar, kursus atau sekolah lagi, atau mengembangkan relasi-relasi baru. Ingatlah bahwa motivasi pada dasarnya adalah sebuah dorongan dan pernyataan bahwa “kata-kata saja tidak cukup untuk mengubah sesuatu, tetapi tindakanlah yang akan mengubah realita” adalah benar adanya.Kita semua pernah mengalami enggan mengerjakan sesuatu yang harus kita kerjakan, tetapi dalam proses mengerjakan kita temukan bahwa ternyata tiak sesulit atau seburuk yang kita sangka, tetapi justru mengasikkan. Semuanya itu dimulai dengan langkah pertama. Pembicara Joe Sabah dengan bijaksana menyimpulkan “Anda tidak perlu hebat untuk memulai, tetapi anda harus memulai untuk menjadi hebat”. Langkah pertama itu membuat langkah berikutnya terasa mudah dan tiba-tiba anda sudah melesat jauh tinggi.

Memulai Dari Diri Sendiri

Memulai Dari Diri Sendiri
Tatkala aku masih muda serta bebas dan imajinasiku mengembara tanpa batas, aku bercita-cita untuk mengubah dunia. Tatkala aku semakin tua dan bijaksana, aku menyadari bahwa dunia tak akan berubah dan aku memutuskan untuk mengubah negeriku saja.
Namun ini pun tampaknya tak dapat kuubah.
Tatkala aku kian jauh mengarungi masa tuaku, dalam suatu upaya yang nekat, aku berniat keras untuk mengubah keluargaku saja, mereka yang memiliki hubungan terdekat denganku.
Namun aku pun tak dapat mengubahnya begitu saja.
Dan kini tatkakla aku berbaring di ranjang kematianku, aku tiba-tiba menyadari andaikan dulu aku pertama kali bertekat mengubah diriku sendiri saja, melalui teladan barangkali aku berhasil mengubah keluargaku, saudara-saudaraku dan teman-temanku. Dari inspirasi dan dorongan mereka, aku seharusnya mampu memperbaiki negeriku dan siapa tahu aku mungkin bahkan mampu mengubah dunia.
“Memiliki idealisme adalah wajar, tetapi segala sesuatu dimulai dari diri kita sendiri”.*Kata-kata ini ditulis di atas batu nisan seorang Uskup Anglikan dalam Kuburan Bawah Tanah Gereja Westminster Abbey, London-Inggris.

Meskipun

Meskipun
Di Mexico ada sebuah patung yang sangat indah dan diberi nama yang agak aneh, yaitu “In Spite Of” artinya “Meskipun” Nama yang diberikan tidaklah sesuai dengan bentuknya tetapi adalah sebuah nama untuk menghormati si pemahat. Pada saat proses pembuatan patung dan masih setengah jadi, si pemahat mengalami kecelakaan dan mengakibatkan cacat tetapi dengan tangan kananya dan tidak bisa lagi berfungsi dalam proses penyelesaiaan patung yang masih setengah jadi itu.
Tekad si pemahat untuk tetap menyelesaikan karyanya begitu besar, dia melatih tangan kirinya untuk memahat seterampil tangan kanannya hingga akhir patung itu tetap mampu diselesaikan sesempurna jika dia menggunakan tangan kanannya. Itulah sebabnya masyarakat setempat memberi nama patung itu “In Spite Of” untuk menghargai tekat luar biasa si pemahat.
Meskipun buta, Stevie Wonder adalah pemusik yang melantunkan lagu “Just Call To Say I Love You.” Meskipun tuli, Beethoven menjadi penggubah musik yang luar biasa. Meskipun rhematik kronis menyerang tangannya Renoir terus berkarya sebagai seorang pelukis. Meskipun hanya mengenyam pendidikan sekolah dasar, Andrie Wongso adalah pengusaha sukses dan motivator nomor satu di Indonesia. Meskipun kehilangan fungsi tangan kanannya, si pemahat tetap menyelesaikan patungnya.
“Meskipun buta, tuli, lumpuh, cacat, tua, berpenyakit tulang, sakit-sakitan, miskin, muda, sibuk, tak ada waktu, berpendidikan rendah, tidak sekolah, drop-out, gemuk, kurus, tidak cantik, yatim-piatu dst, setiap orang tetaplah memiliki kesempatan untuk mengatasi kesulitannya dan berprestasi meraih kemenangan, meraih sukses serta meraih apa saja yang menjadi keinginannya.”

Bonsai Dan Sequoia

Bonsai Dan Sequoia
Orang jepang memelihara pohon yang lazim disebut Bonsai, pohon ini indah dan dibentuk dengan sempurna walaupun tingginya hanya dalam hitungan sentimeter. Di California ditemukan pohon raksasa hutang yang bernama Sequoia. Salah satu pohon raksasa ini diberi nama Jenderal Sherman dengan ketinggian mencapai 90 meter seakan menembus langit dan lingkar batang hingga 26 meter. Pohon raksasa ini begitu hebat sehingga jika ditebang akan menghasilkan kayu bangunan yang cukup untuk membuat 35 buah rumah dengan lima kamar.
Pada saat berbentuk biji Bonsai dan Jenderal Sherman berukuran sama kecil, masing-masing beratnya kurang dari satu miligram. Setelah keduanya dewasa terjadil perbedaan ukuran yang luar biasa dan kelihatan seperti peristiwa yang sederhana saja, tetapi kisah dibalik perbedaan ukuran itu mengandung pelajaran dalam kehidupan manusia. Ketika pohon Bonsai mulai menyembulkan tunasnya di muka bumi, orang Jepang mencabutnya dari tanah dan mengikat pokok akar dan sebagian cabang akarnya dengan demikian secara sengaja menghambat pertumbuhannya. Hasilnya adalah sebatang pohon mini yang indah tetapi tetaplah mini.
Biji Jenderal Sherman jatuh ke tanah California yang subur dan mendapat gizi dari mineral , air hujan dan sinar matahari, hasilnya adalah sebuah pohon raksasa.
Baik Bonsai maupun Jenderal Sherman tidak punya pilihan dalam menentukan nasibnya. Tidak demikian dengan manusia, anda punya hak untuk menentukan nasib, anda bisa jadi besar atau jadi kecil sebagaimana yang anda kehendaki. Anda bisa jadi Bonzai atau Jenderal Sherman. “Citra diri anda dan cara anda memandang diri sendiri akan menentukan akan menjadi apa anda kelak.. untuk itu anda punya pilihan.”

Visi Seekor Siput

Visi Seekor Siput
Disuatu hari di awal musim semi, seekor siput memulai perjalanannya memanjat sebuah pohon ceri. Beberapa ekor burung di sekitar pohon itu melihat sang siput dengan padangan aneh.
“Hei, siput tolol,” salah seekor dari mereka mencibir, “pikirmu kemana kami akan pergi ?”
“Mengapa kamu memanjat pohon itu ?” berkata yang lain, “Di atas sana tidak ada buah ceri.”
“Pada saat saya tiba di atas, “kata si siput, “Pohon cerinya akan berbuah.”
“Hanya mereka yang berpandangan jauhlah yang melihat keabadian di balik kekosongan. Sedangkan mereka yang awam melihat kekosongan sebagai kesia-siaan”.

Sebutir Salju

Sebutir Salju
Musim salju telah mencapai puncaknya, salju turun terus menerus di atas sebuah bukit. Seekor tikus kecil bangun dari tidur panjangnya dan merangkak keluar dari lubangnya untuk menghirup udara segar.
“Selamat pagi tikus kecil” suara nyaring itu mengagetkan si tikus yang ternyata berasal dari seekor burung wren mungil sahabat si tikus. “Hallo burung wren, sapa si tikus gembira karena menemukan teman pada pagi yang dingin itu. Tikus kecil dan burung wren pun duduk bersama meringkuk dibawah cabang yang terendah dari sebuah pohon pinus. Merekapun ngobrol dan disela-sela pembicaraan si tikus bertanya : “Menurut kamu berapa beratkah sebutir salju ?” tanya si tikus pepada burung wren.
“Sebutir salju hampir tidak mempunyai berat.” Jawab si burung. “Sebutir salju itu tidak berarti apa-apa sehingga hampir tidak mempunyai berat sama sekali, lagipula bagaimana mungkin kamu menimbang sebutir salju?” Kemudian si tikus mengusulkan, “Bagaimana kalau kita menghitung butiran salju yang menimpa pohon pinus di seberang sana? “ Burung wren setuju dan mereka mulai menghitung, secara bergantian sepanjang hari dan tanpa terasa setika mencapai hitungan ke dua juta empat ratus sembilan puluh dua ribu tiga ratus lima pulu sembilan, tiba-tiba pohon pinus yang sudah putih terselimuti salju itu tumbang hingga mengagetkan kedua makhluk mungil yang berlarian menghindar.
Setelah suasana panik reda, keduanya kembali bertemu sambil memandangi pohon pinus yang tumbang itu. Masih belum hilang rasa kagetnya si tikus bersuara di tengah kesunyian, “”Pasti karena sebutir salju yang terakhir yang membuat pohon pinus itu roboh, meskipun hanya sebutir salju dia memiliki bobot, dan meskipun hanya sebutir salju dia bisa membuat perubahan.”

Bintang Kecil

Bintang Kecil
Seorang professor yang hari itu mengajar di sebuah fakultas ekonomi, tiba-tiba saja memberikan sebuah tes kepada mahasiswanya. Dia memberikan tiga kategori pertanyaan dan meminta pada mahasiswanya untuk memilih salah satu kategori dari setiap bagian tes.
Kategori pertama berisi pertanyaa-pertanyaan yang paling sulit dan bernilai lima puluh point, yang kedua tidaklah terlalu sulit dan bernilai empat puluh point, yang ketiga yang paling mudah tapi hanya bernilai tiga puluh point.
Setelah waktu habis dan semua mahasiswa mengumpulkan kertas jawaban, sang profesor langsung memeriksa jawaban dan memberikan nilai A kepada para mahasiswa yang memilih pertanyaan sulit yang bernilai 50 pint, nilai B kepada mereka yang memilih pertanyaan bernilai 40 pint dan nilai C kepada yang memilih pertanyaan bernilai 30 point.
Pada mahasiswa tertegun dan tidak mengerti maksudnya hingga sang professor berdiri dan berkata sambil tersenyum :”Hari ini saya tidak bermaksud menguji pengetahuan kalian, tapi saya sedang menguji sasaran kalian “.
Langston Hughes pernah mengatakan :”Peganglah teguh impianmu, sebab jika impian itu mati maka kehidupan bagaikan burung yang patah sayapnya dan tidak bisa terbang.” Browning berkata : “Jangkauan seseorang haruslah melampaui kepanjangan tangannya, jika tidak .. untuk apa surga?” bahkan semenjak kecil kita sudah menyanyikan lagu “Bintang Kecil”, bermimpilah sebesar-besarnya, jangkaulah setinggi-tingginya dan pilihlah pertanyaan bernilai lima puluh point.

Jejak

Jejak
Banyak orang masuk ke dalam kehidupan kita, satu demi satu datang dan pergi silih berganti. Ada yang tinggal untuk sementara waktu dan meninggalkan jejak-jejak di dalam hati kita dan tak sedikit yang membuat diri kita berubah.
Alkisah seorang tukang lentera di sebuah desa kecil, setiap petang lelaki tua ini berkeliling membawa sebuah tongkat obor penyulut lentera dan memanggul sebuah tanggal kecil. Ia berjalan keliling desa menuju ke tiang lentera dan menyandarkan tangganya pada tiang lentera, naik dan menyulut sumbu dalam kotak kaca lentera itu hingga menyala lalu turun, kemudian ia panggul tangganya lagi dan berjalan menuju tiang lentera berikutnya.
Begitu seterusnya dari satu tiang ke tiang berikutnya, makin jauh lelaki tua itu berjalan dan makin jauh dari pandangan kita hingga akhirnya menghilang ditelan kegelapan malam. Namun demikian, bagi siapapun yang melihatnya akan selalu tahu kemana arah perginya pak tua itu dari lentera-lentera yang dinyalakannya.
Penghargaan tertinggi adalah menjalani kehidupan sedemikian rupa sehingga pantas mendapatkan ucapan : “Saya selalu tahu kemana arah perginya dari jejak-jejak yang ditinggalkannya.”
Seperti halnya perjalanan si lelaki tua dari satu lentera ke lentera berikutnya, kemanapun kita pergi akan meninggalkan jejak. Tujuan yang jelas dan besarnya rasa tanggung jawab kita adalah jejak-jejak yang ingin diikuti oleh putera puteri kita dan dalam prosesnya akan membuat orang tua kita bangga akan jejak yang pernah mereka tinggalkan bagi kita.
Tinggalkanlah jejak yang bermakna, maka bukan saja kehidupan anda yang akan menjadi lebih baik tapi juga kehidupan mereka yang mengikutinya.
Pustaka : "Recharge Your Life"

13 Oktober 2009

07 Oktober 2009

Manajemen Padang

Manajemen Padang

Saya kira, manajemen model "padang" layak juga diterapkan di sektor jasa maupun produksi lainnya.

Ada sebuah manajemen yang menarik di Indonesia, setidaknya itu menurut saya, yaitu manajemen restoran padang. Mengapa demikian? Itu karena model manajemen ini menerapkan transparansi dalam keuangan dan pembagian keuntungannya lewat sistem bagi hasil.


Manajemen Sari Bundo
Kebersamaan antara profesi, hubungan baik pimpinan dan karyawan akan membuat bisnis kita tetap bertahan.

Untuk kesekian kalinya, saya mencoba menikmati sajian masakan di Rumah Makan Padang Sari Bundo di Jalan Juanda, Jakarta. Rumah makan yang ngetop ini menjadi favorit banyak kalangan. Mulai dari mahasiswa, wartawan, eksekutif sampai menteri. Bahkan, presiden pernah merasakan nikmatnya masakan Ranah Minang ini. Padahal harganya cukup mahal dibanding dengan rumah makan sejenis lainnya. Namun, siapa tidak kenal dengan Rumah Makan Padang Sari Bundo ini, rumah makan padang terlaris di Jakarta, yang memiliki delapan puluh karyawan dan beromzet dua puluh lima juta per harinya itu.


Club The Fish Market
Membuat restoran sekaligus menjadi tempat rekreasi merupakan suatu peluang bisnis yang menarik.

Saat saya ada tugas di Jakarta beberapa waktu lalu, saya sempat mampir ke sebuah restoran, yang bagi saya unik. Namanya: Restoran Club The Fish Market. Restoran Pasar ikan ini terletak bersebelahan dengan Club Store, di dekat Bengkel Cafe.