14 Oktober 2009

Sebutir Salju

Sebutir Salju
Musim salju telah mencapai puncaknya, salju turun terus menerus di atas sebuah bukit. Seekor tikus kecil bangun dari tidur panjangnya dan merangkak keluar dari lubangnya untuk menghirup udara segar.
“Selamat pagi tikus kecil” suara nyaring itu mengagetkan si tikus yang ternyata berasal dari seekor burung wren mungil sahabat si tikus. “Hallo burung wren, sapa si tikus gembira karena menemukan teman pada pagi yang dingin itu. Tikus kecil dan burung wren pun duduk bersama meringkuk dibawah cabang yang terendah dari sebuah pohon pinus. Merekapun ngobrol dan disela-sela pembicaraan si tikus bertanya : “Menurut kamu berapa beratkah sebutir salju ?” tanya si tikus pepada burung wren.
“Sebutir salju hampir tidak mempunyai berat.” Jawab si burung. “Sebutir salju itu tidak berarti apa-apa sehingga hampir tidak mempunyai berat sama sekali, lagipula bagaimana mungkin kamu menimbang sebutir salju?” Kemudian si tikus mengusulkan, “Bagaimana kalau kita menghitung butiran salju yang menimpa pohon pinus di seberang sana? “ Burung wren setuju dan mereka mulai menghitung, secara bergantian sepanjang hari dan tanpa terasa setika mencapai hitungan ke dua juta empat ratus sembilan puluh dua ribu tiga ratus lima pulu sembilan, tiba-tiba pohon pinus yang sudah putih terselimuti salju itu tumbang hingga mengagetkan kedua makhluk mungil yang berlarian menghindar.
Setelah suasana panik reda, keduanya kembali bertemu sambil memandangi pohon pinus yang tumbang itu. Masih belum hilang rasa kagetnya si tikus bersuara di tengah kesunyian, “”Pasti karena sebutir salju yang terakhir yang membuat pohon pinus itu roboh, meskipun hanya sebutir salju dia memiliki bobot, dan meskipun hanya sebutir salju dia bisa membuat perubahan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar