14 Oktober 2009

Pujian

Pujian
Seorang kawan berkisah tentang pimpinannya yang memberikan sebuah tugas dan disepakati harus selesai dalam waktu dua pekan. Tugas segera dikoordinasikan dengan beberapa anggota team dan terselesaikan sesuai deadline, pujian kecil dia berikan kepada seluruh team yang telah bekerja extra dan sungguh hati mengingat order datang langsung dari seorang pemimpin yang mereka hormati. Pada suatu perjumpaan, sang pemimpin berkata : “Tugas yang kamu kerjakan sudah saya periksa tapi masih banyak kekurangan, ingat.. saya ini seorang perfectionist” dan mereka membawa pulang pesan-pesan tentang kekurangan-kekurangan yang harus segera disempurnakan.
Johnny Figaro adalah seorang anak lelaki Italia berumur tigabelas tahun yang tinggal dan bersekolah di New York. Dia benar-benar sebuah masalah besar bagi guru-guru di sekolah itu, Johnny selalu terlihat berantakan dan sering mengganggu murid-murid lain hingga berkelahi. Anak ini dikenal bandel terhadap guru-gurunya dan sudah terlalu sering menerima hukuman.
Saat kelas enam, wali kelas Johnny adalah seorang guru muda yang belum lama mengajar di sekolah itu, seorang yang dikenal tenang dan pandai mengatasi permasalahan anak-anak. Pada hari pertamanya di kelas enam, Johnny masuk ke kelas dengan pongahnya dan duduk di kursi dengan sikap duduk yang kurang enak dipandang.
Guru muda itu berkata dengan tenangnya “Johnny, pagi ini kamu kelihatan gagah dan kemeja kamu nampak bersih dan rapi” Mendengar itu, Johnny terkesiap, namun spontan meluruskan kakinya dan duduk dengan tegap. Keesokan harinya, Johnny terlihat memakai dasi dengan rapi tidak seperti hari-hari sebelumnya, dan kembali si guru muda ini memberikan pujian kepada Johnny kecil. Sepatu yang lebih bersih dan ikatan tapi sepatu yang rapi juga tak luput dari pujian si guru muda ini.
Kolega pengajar di sekolah itu terheran-heran dengan perkembangan Johnny kecil “Berikan pujian padanya dan anak itu akan memberikan reaksi, puji saja..” kata si guru muda memaparkan resep ajaibnya.
Johnny Figaro dewasa adalah seorang rektor sebuah universitas negeri ternama di Amerika bagian tengah sebelah barat. Seorang anak lelaki yang diperkirakan bakal berujung di bagian kota yang kumuh dalam kemiskinannya, telah menjadi seorang akademisi sukses berkat seseorang yang menyempatkan diri untuk memberikan pujian tulus kepadanya.
“Kemana dia dipuji, kesanalah dia menjadi”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar